Mohon tunggu...
sastrabiru
sastrabiru Mohon Tunggu... GURU -

Pak Guru. kurang piknik, kelebihan ngopi.~

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bitung

6 Mei 2016   08:43 Diperbarui: 6 Mei 2016   08:49 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam bitung, dan angin laut yang meniupkan ketenangan di himpitan pemukiman manusia

Laju kota terhenti, direnggut malam tanpa salam
Laut bergemuruh, ombak menancap dermaga, dalam hitungan detik yang pasti, berulang-ulang, digerakkan angin yang dingin

Anjing-anjing penjaga malam, bernyanyi dalam rima bernada siaga
Gonggong nya tegas dalam kejauhan, entah dimana muaranya

Para buruh berderum dihadapan waktu
Dengan wajah yang lanang, beserta badan yang masih membawa hawa pabrik, dan harapan yang padam di dasar lautan

Udara membawa daba kopra dari pabrik minyak kelapa

Ada tawa yang gembira diatas siksa

Ada cita-cita mulia setinggi pabrik semen tonasa

 

(Bitung, 5/5/2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun