Atau

Hujan gemericik, adalah bisik di atap malam ini. Perut masih kembung, dan kopi yang menggigil sendirian dipangkuan meja yang lesuh dan pucat.

Sebagian sudah menarik selimut. Hujan betah, maka ia teruskan perjalanan panjang di lembah malam kali ini. Kini, gemericiknya semakin merdu, mungkin sampai pagi ia ditugaskan menjaga malam.

Ada kursi yang menanggung gigil sendirian diteras rumah tetangga, dibawah gerimis; hanya dingin yang mahfuz tangisnya. Kemanusiaan ditelan kabut berwajah harapan.

Malam berubah arah, suara hujan tak bernahu, semakin deras tak terbendung, menyulap gelap menjadi terang yang melelapkan manusia dan ketakutan.

Di atas aspal yang basah, sajak-sajak yang ditulis senja sebelum hujan, hilang entah dimana, atau mungkin terseret lalu-lalang kepentingan.

Kini, tak ada yang berani menebak dimana ia berada. Menghilang, hilang, atau dihilangkan, semua tak tahu dimana ia berteduh; Keadilan.

Atau mungkin ia sedang hijrah, atau mungkin ia dikutuk di tanah ini, atau mungkin ia bersembunyi dibalik batu?
Atau, atau, atau...

Atau mungkin, ia hanya kemungkinan yang tak perlu diharapkan semisal wacana pemekaran...

 

(2016)