Sekalinya saya lihat videonya Aisah Dahlan itu nongol di sosmed, saya langsung berhenti scroll dan nonton. Padahal saya ini jarang dengerin ceramah agama.
Aslinya, saya nggak hafal nama-nama ustadz. Nggak demen nyimak ceramah religi, soalnya. Semenjak kecil, saya seringnya merasa ceramah-ceramah agama itu kebanyakan menggurui, susah masuk ke hati saya.
Tapi Aisah Dahlan itu beda. Pengalaman menyimak Aisah Dahlan meninggalkan kesan bahwa ceramah itu nggak selama-lamanya patriarkis, menghakimi, dan sebagainya. Aisah Dahlan membuat ceramahnya humanis.
Waktu saya pertama kali nyimak videonya Aisah Dahlan, saya agak terhenyak menyadari bahwa ustadzah yang satu ini berdandan . Dia pakai make-up yang cukup. Â Warna gamisnya nggak norak kayak es podeng. Gaya bicaranya bersemangat, tapi juga adem seolah mengayomi.
Topik yang waktu itu saya dengarkan dari Aisah Dahlan, saya lupa judulnya. Tapi ceritanya tentang bagaimana cara istri supaya menarik perhatian suami. Aisah sedang berceramah di hadapan sekelompok ibu-ibu, sepertinya penontonnya berusia 40-50-an, usia di mana istri mulai kuatir karena dia sudah tidak menarik lagi.
Aisah Dahlan bukannya minta supaya para istri manut diam dan belagak bersahaja di hadapan suami, tapi Aisah malah menyuruh para istri berdandan pakai lipstik di rumah. Iya, di rumah itu harus tetep dandan pakai lipstik, bukan cuman pas lagi jalan keluar rumah doang yang pakai lipstik.Â
Aisah bahkan nyebut kalau lipstik yang dipakainya itu adalah lipstik yang packaging-nya warna ijo, buatan China, banyak dijual di Arab. Saya ketawa ngakak karena membayangkan tuh produk mungkin nggak ada sertifikat halalnya (hal yang lagi digembar-gemborkan di masa kini), tapi sepertinya itu tidak jadi soal.
Aisah juga nyuruh para istri supaya pakai baju yang bagus di rumah, dan "berjalan ala diva". Seluruh penonton di hadapannya langsung ngetawain ide itu, tapi Aisah keukeuh. Memang ide itu kedengerannya aneh di hadapan para istri yang karakteristiknya pemalu. Tapi memang para suami lebih seneng pada istri yang menghargai dirinya sendiri, jadi kenapa para istri nggak sekalian aja berkelakuan kayak diva?
Aisah bahkan nyuruh para istri supaya menggenggam tangan suaminya ketika mereka sedang tidur. Tidak coitus juga tak apa-apa, tapi pokoknya pegang saja tangan suaminya. Kalau suaminya merasa aneh karena tangannya digenggam, ya istrinya paksakan aja tetap genggam tangannya.Â
Saya pikir, bener juga lho kata Aisah Dahlan soal genggam tangan suami ketika tidur itu. Sentuhan meningkatkan koneksi, koneksi meningkatkan keintiman, keintiman merekatkan hubungan pasangan suami-istri. Mudah-mudahan Anda yang baca tulisan saya ini, mau menggenggam tangan pasangan masing-masing ketika tidur malam ini.
Tadinya saya pikir, Aisah Dahlan itu dokter saraf. Soalnya pada suatu ceramahnya yang lain, Aisah menceritakan tentang kenapa otak perempuan dan otak laki-laki itu beda, sehingga para istri dan suami itu seringkali bertengkar ketika usia pernikahan mereka sudah lama.Â