Anak kegemukan, apakah sehat? Orang-orang mulai sering mempertanyakan ini semenjak situs-situs edukasi parenting makin booming dalam 5 tahun terakhir. Kalau sekarang mulai nongol kecurigaan bahwa anak yang gemuk terus itu bakalan jadi obesitas ketika dewasa.
Obesitas itu pertanda ada gizi yang masuk ke dalam tubuh anak, tapi nggak diolah menjadi nutrisi yang efisien.
Menghadapi Anak Kegemukan
Saya sendiri punya adik yang gemuk sejak kecil. Semula saya sangka karena ini turunan, sebab kedua orang tua kami juga gemuk. (Saya sendiri nggak gemuk sih.)
Menurut saya, adik saya itu overweight sudah sejak umurnya sekitar 5 tahunan gitulah.Â
Ketika usianya mulai 10 tahunan, adik saya ini mulai cenderung lebih lamban kalau belajar, dan sering ngantukan. Dia juga minder. Dia sering diejek temen-temennya karena penampilannya, dan kena tekanan temen sebayanya, sehingga dia jadi insecure.
Adek saya mencoba ngurangin makan, tapi sering laper. Disuruh olahraga pakai VCD senam di rumah, lama-lama bosen. Ya udah deh, kegemukannya keterusan, sampai sekarang jadi dewasa yang obesitas.
Ibu saya sering berkata, mungkin salah satu kekhilafan yang dilakukannya sebagai orang tua, adalah lupa memantau pertumbuhan adek saya supaya nggak sampai kegemukan.
Memang sebetulnya, memantau pertumbuhan anak supaya nggak jadi gemuk ini bisa melalui alat bernama indeks massa tubuh (body mass index, BMI).
Bagaimana Anak Dikatakan Obesitas atau Hanya Overweight?
Beda dengan ortu saya yang produk zaman old, ortu zaman now yang anaknya masih kecil-kecil, umumnya sudah rajin memeriksakan BMI anak berdasarkan umur berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC). BMI ini sebetulnya dihitung dengan membagi berat dengan tinggi anak.Â