***
Tauge: Mitos Agar Cepat Hamil
Satu hal yang tidak diketahui banyak orang adalah, bahwa tauge belum tentu akan membantu suatu pasangan memperoleh anak. Mengonsumsi tauge belum tentu akan memperkuat sperma seorang pria, dan mengonsumsi tauge juga belum tentu akan membuat seorang perempuan menjadi hamil.
Bahkan jika yang diambil dari taugenya ini hanyalah vitamin E-nya, belum tentu juga pemberian vitamin E ini akan langsung memudahkan pasangan ini menjadi lebih subur.
(FYI: Tauge dipercaya dapat meningkatkan kesuburan pria maupun wanita karena mengandung vitamin E.)
Pasalnya, keberhasilan seorang pria untuk menghamili perempuan secara alami bukan cuma ditentukan dari kualitas spermanya, tetapi juga ditentukan dari keberhasilan pria tersebut mengeluarkan spermanya. Seorang pria bisa saja dapat menghasilkan sperma, namun tidak bisa mengalirkan sperma tersebut dari testis menuju penisnya, misalnya karena mempunyai kelainan anatomi.
Pun jika pria ini berhasil memasukkan spermanya kepada perempuan tersebut, belum tentu juga perempuan ini akan langsung hamil, bahkan meskipun perempuan ini sudah makan tauge banyak-banyak setiap hari. Karena jika ternyata perempuan ini punya kesulitan mengalirkan sel telur dari ovariumnya menuju rahimnya (misalnya karena mempunyai problem anatomi juga), maka sampai kapanpun sel telur ini tidak akan bisa dibuahi oleh sperma. Padahal, syarat utama terjadi kehamilan adalah sel telur harus bisa bertemu dengan sperma.
Memang, pada banyak klinik bayi tabung, pasangan-pasangan ini sering dimotivasi untuk makan tauge selama proses memperoleh anak. Tetapi ini karena penelitian menunjukkan bahwa pasien yang makan tauge lebih banyak berhasil melahirkan bayi yang hidup daripada pasien yang jarang makan tauge. Perhatikan frase melahirkan bayi yang hidup, bukan lebih banyak berhasil hamil.
Apakah makan tauge dapat sekonyong-konyong meningkatkan kualitas sperma? Itu tidak ditunjukkan dalam penelitian.
Dan yang perlu diperhatikan lagi, penelitian-penelitian yang berhasil membuktikan bahwa tauge itu memperbaiki sperma, terjadi pada sperma-sperma yang memang terbukti mengalami stress oksidasi. Misalnya karena salah satu peserta program bayi tabung itu pernah bekerja di tempat yang terpapar radiasi. Atau ternyata calon ayahnya pernah tinggal di area yang aliran airnya terpapar logam berat sehingga logam ini masuk ke darah. Atau yang lebih sederhana, calon ayah atau calon ibunya sering makan makanan pabrikan sehingga sering terpapar monosodium glutamat. Dan semacamnya.
Sedangkan pada penelitian yang gagal membuktikan tauge itu memperbaiki sperma, subjeknya memang campur-baur, tidak membedakan mana sperma yang sudah terpapar stress oksidasi dan mana yang belum terpapar. Memang kita mesti lebih kritis lagi dalam memahami suatu berita penelitian.
Lebih jauh lagi, tidak semua pasangan yang tidak subur itu, sperma-spermanya memang mengalami stress oksidasi. Sebagian pasangan yang tidak subur itu spermanya baik-baik saja kok, saking saja memang tidak bisa dikeluarkan.Â