Mohon tunggu...
Vicka Rumanti
Vicka Rumanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Vicka merupakan mahasiswa yang kreatif, rajin, dan suka menganalisis. Memiliki ketertarikan mendalam pada dunia jurnalistik, sastra, dan seni musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jokowi Menyuarakan Lompatan untuk Indonesia Maju dalam Pidato Menyambut Hari Kemerdekaan RI 2019

16 September 2024   09:24 Diperbarui: 16 September 2024   09:52 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tanggal 16 Agustus 2019, Presiden Joko Widodo menggelar sidang bersama DPD dan DPR RI untuk menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia di komplek MPR-DPR Senayan, Jakarta. Pada kesempatan tersebut, bapak presiden berpidato mengenai lompatan besar yang harus dilakukan demi kemajuan Indonesia, sekaligus meminta izin kepada seluruh rakyat Indonesia dan lembaga negara untuk memindahkan ibu kota ke pulau Kalimantan.

Pada pidato tersebut, banyak orang tertarik dengan pakaian yang dikenakan oleh bapak presiden. Beliau mengenakan pakaian dari Sasak, Nusa Tenggara Barat kemudian menggunakan bahasa daerah dalam memperkenalkan pakaian tersebut. Hal ini merupakan salah satu bentuk persuasif yang dapat menarik perhatian banyak orang untuk menyadari bahwa Indonesia adalah negara yang kaya dengan budaya.

“Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin mengajak kita semuanya untuk meneguhkan kembali semangat para pendiri bangsa-bangsa kita, bahwa Indonesia itu bukan hanya Jakarta, bukan hanya pulau Jawa, tetapi Indonesia adalah seluruh pelosok tanah air. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai pulau Rote. Karena itulah, pembangunan yang kita lakukan harus terus Indonesia sentris yang dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh pelosok Nusantara.” Presiden Jokowi mengingatkan betapa pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan melakukan pembangunan yang merata dan adil untuk seluruh rakyat Indonesia. Hal tersebut kembali dikuatkan ketika beliau menyampaikan bahwa, “keberhasilan Indonesia juga karya para pemimpin agama, para budayawan, para pendidik, para pelaku usaha, para buruh, para pedagang, para inovator, maupun para petani, para nelayan, dan UMKM, serta tentu saja karya seluruh anak bangsa Indonesia.” Beliau meyakinkan audiens dengan menyatakan bahwa masyarakat Indonesia mampu melakukan lompatan kemajuan melalui kesepakatan visi Indonesia maju.

Sebagai kepala negara, Jokowi mengajak masyarakat untuk optimis dan bekerja keras. Beliau mengatakan bahwa kita tidak cukup hanya lebih baik dari sebelumnya, melainkan harus lebih baik dari yang lainnya. Oleh karena itu, Presiden Jokowi mendorong masyarakat untuk tanggap dan siap menghadapi perang cyber, intoleransi, radikalisme, terrorisme, serta ancaman kejahatan-kejahatan dari dalam maupun luar negeri yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Beliau yakin bahwa Indonesia tidak takut terhadap keterbukaan, melainkan harus menghadapinya dengan kewaspadaan terhadap ideologi lain yang mengancam ideologi bangsa, waspada dengan adab dan budaya lain yang tidak sesuai dengan kearifan bangsa, dan apapun yang mengancam kedaulatan Indonesia.

Kalimat yang sangat menarik beliau lontarkan dengan penuh keyakinan, sehingga dapat memengaruhi masyarakat untuk terus semangat dalam mengusahakan kemajuan demi Indonesia yang lebih baik di masa depan. “Langkah demi langkah tidak lagi cukup. Lompatan demi lompatan kita butuhkan. Lambat asal selamat tidak lagi relevan, yang kita butuhkan adalah cepat dan selamat.” Hal ini sangat relevan dan perlu diperjuangkan untuk bersaing dengan dunia global di era kemajuan teknologi yang signifikan.  

Melalui pidatonya, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa Indonesia juga sedang menghadapi dinamika ekonomi global yang terus bergejolak, perubahan geopolitik, krisis iklim, kerusakan alam, hingga bencana yang datang tiba-tiba. Beliau mengatakan bahwa masyarakat harus waspada serta sadar akan risiko, karena banyak perubahan yang terjadi dan ancaman terus melanda. Indonesia butuh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, melakukan terobosan yang cerdik, mudah dan cepat, menciptakan SDM yang unggul (berhati Indonesia, berideologi Pancasila, toleran, berakhlak mulia) terus bekerja keras, berdedikasi, serta memberikan inovasi-inovasi destruktif yang dapat membalik ketidakmungkinan menjadi peluang, membuat kelemahan menjadi kekuatan dan keunggulan, keterbatasan menjadi keberlimpahan, mengubah kesulitan menjadi kemampuan, serta yang tidak berharga menjadi bernilai untuk rakyat dan bangsa.

Di tengah hiruk pikuk permasalahan dunia, Presiden Jokowi mendorong masyarakat untuk semakin ekspansif, from local to global. Pemimpin bangsa dan pemerintahan akan mendukung lembaga pendidikan dan pelatihan untuk melakukan pembenahan secara besar-besaran dalam menghadapi setiap perubahan. “Saya mengajak kita semuanya, pemerintah, DPR, DPD, MPR, juga Pemda, dan DPRD untuk melakukan langkah-langkah baru. Kita tidak boleh terjebak pada regulasi yang kaku, yang formalitas, yang ruwet, yang rumit, yang basa-basi, yang justru menyibukkan dan meruwetkan masyarakat dan pelaku-pelaku usaha. Ini yang harus kita hentikan. Kita tidak bisa membiarkan regulasi yang menjebak kita, yang menakut-nakuti kita, yang justru menghambat inovasi. Ini yang harus dibongkar sampai ke akar-akarnya. Regulasi yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman harus dihapus. Regulasi yang tumpang tindih, yang tidak konsisten antara satu dan yang lain harus diselaraskan, harus disederhanakan, harus dipangkas. Namun demikian, kita juga harus tanggap terhadap tantangan baru yang belum diatur dalam peraturan perundang-undangan.” Jokowi menguatkan pidatonya dengan menyebutkan bahwa inti dari regulasi adalah melindungi kepentingan rakyat, bangsa, dan negara. Sudah seharusnya regulasi mempermudah rakyat dalam menyampaikan cita-cita, memberikan rasa aman, serta mendorong semua pihak untuk dapat memberikan inovasi menuju Indonesia maju dan sejahtera.

Presiden dengan sadar menyatakan bahwa manajemen, tata kelola, serta sistem harus dibangun. Beliau menjelaskan bahwa tata kelola pemerintahan yang baik bukan diukur dari prosedur yang panjang dan ketat, melainkan tercermin dari prosedur yang cepat dan sederhana dengan membuat ruang-ruang terobosan dan mendorong lompatan-lompatan kemajuan di mana orientasi kerja pemerintahan, birokrasi pelaksana, birokrasi pengawas, haruslah berorientasi pada hasil, bukan pada prosedur.

Presiden Jokowi menutup pidatonya dengan memohon izin untuk memindahkan ibu kota negara ke pulau Kalimantan. Baginya, ibu kota bukan sekadar simbol identitas bangsa, melainkan juga representasi dari kemajuan bangsa. Dengan memindahkan ibu kota ini, Presiden Joko Widodo berharap bahwa pemerataan keadilan dapat terwujud demi visi Indonesia maju.

Pidato yang disampaikan presiden dikemukakan dengan penuh keyakinan dan menunjukkan perhatian terhadap apa yang sedang terjadi, serta apa yang harus dilakukan kedepan menuju Indonesia maju. Hal inilah yang menyadarkan masyarakat dan mendorong masyarakat untuk melakukan apa yang disampaikan. Dengan menujukkan data yang relevan mengenai kesulitan yang sedang dihadapi, kemudian diperkuat dengan argumen yang menunjukkan kebaikan di masa depan dan keharusan yang disampaikan dalam pidato tersebut, masyarakat menjadi tertarik, terpersuasi, dan percaya bahwa Indonesia bisa maju dengan kerja keras, dedikasi, inovasi, kreativitas, serta perjuangan senasib dan sepenanggungan. Presiden Jokowi berhasil menyampaikan pidatonya dengan baik dan apik, sehingga masyarakat dapat tertarik dan yakin dengan pidato yang beliau sampaikan pada sidang bersama DPD dan DPR RI 2019 tersebut.

Link video: https://youtu.be/p6HnGTrA9R4?si=AH4Jmv7JMxZ4gYZF

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun