Indonesia adalah negara yang kaya akan kekayaan dan objek wisata. Rangkaian pegunungan indah yang menjulang ke awan, lautan biru membentang dari sabang sampai merauke dan masih banyak lagi “surga dunia” yang bisa kita temui di negeri kita tercinta ini.banyak tempat wisata di indonesia Namun kenyataan banyak dari penduduk indonesia malah mengabiskan waktunya untuk menikmati keindahan alam negeri luar dan seakan mengabaikan tempat-tempat indah yang patut dikunjungi di negaranya sendiri. Mungkin dikarenakan akses akses sebagian besar wisata alam di indonesia masih sulit, biasanya objek wisata alam diindonesia kebanyakan berada di daerah terpencil. Memang beberapa objek wisata tersebut luar biasa indah namun karena untuk akses kendaraan beroda empat saja masih susah hal ini mungkin membuat para wisatawan mengurungkan niat untuk berkunjung. Selain objek wisata indonesia banyak pula memiliki fenomena alam yang unik.
Ada salah satu tujuan wisata musiman yang terdapat di daerah sanggau, kalimantan barat. Namanya Pasir Timbul. Kalau dilihat secara sekilas mirip pantai, namun tahukah anda kalau pasir timbul ini merupakan sungai yang mengering dikala musim kemarau? Sungai kapuas adalah sungai terpanjang di indonesia, sungai kapuas di kalimantan barat mengalir dari kabupaten kapuas hulu dan bermuara di kota pontianak. Sungai ini merupakan rumah bagi ratusan spesies ikan air tawar, dan termasuk sumber mata pencaharian terbesar penduduk pesisir sungai. Sungai ini melewati beberapa kabupaten dan beberapa titik sungai ini memliki kedalaman sungai yang berbeda.
Di kabupaten sanggau mengeringnya sungai kapuas menjadi puncak musim kemarau,hal ini ditandai timbulnya pasir karena air sungai semakin menyusut,karena sungai kapuas sendiri panjang pasir yang timbul tersebut membentang mirip sebuah pantai yang memiliki keindahan tersendiri. Fenomaena unik ini dimanfaatkan masyarakat sebagai objek wisata musiman. Di atas pasir itu mereka bisa mendirikan tenda tempat bersantai, ada yang menjual makanan, bermain voli pantai dan aktivitas lainnya seperti yang dilakukan orang-orang jika bertamasya ke pantai. Keadaan pasir yang timbul ini berjangka waktu 2 minggu sampai 1 bulan tergantung lamanya puncak musim kemarau. Banyak pedagang musiman yang memanfaatkan situasi, mereka beramai-ramai mendirikan tenda di pinggir sungai untuk menjajakan makanan ringan alhasil sampah pun berserakan dimana-mana.
Makanan yang dibawa pembeli turun ke pasir dan meninggalkan sampahnya di pasir tersebut seakan mereka lupa bahwa pasir itu adalah dasar sungai otomatis bila dasar sungai tersebut dipenuhi sampah akan merusak ekosistem sungai. Tercemarnya sungai sendiri akan berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat karena sungai kapuas merupakan aset yang berharga. Para penduduk harus mengetahui dampak jangka panjang oleh perbuatan yang mereka lakukan, tentunya pengawasan dari lembaga pemerintah kabupaten juga sangat dibutuhkan. Bila memang fenomena pasir timbul ini merupakan hal yang unik seharusnya dapat dilakukan kebijakan untuk menarik minat wisatawan dari luar kabupaten.
Kalau dilihat dari segi potensi pengunjung memang sangat baik. akan tetapi masalah sampah dan parkir masih harus ditata kembali demi kenyamanan pengunjung. Sempat berkembang mitos bahwa pasir timbul memakan “tumbal” , jika ada korban yang meninggal barulah turun hujan yang mengakhiri kekeringan dan menenggelamkan pasir. Namun nyatanya tidak setiap tahun hal ini terjadi. peristiwa tersebut bisa jadi hanyalah kebetulan akibat pengunjung yang kurang berhati-hati. Maka dari itu diperlukan personel yang menjaga di titik-titik rawan . Selain untuk menjamin keamanan, keragu-raguan masyarakat untuk berkunjung akan berkurang dan otomatis hal ini akan menambah minat pengunjung untuk bertamasya dan agar pasir timbul ini tidak terkesan mistis dapat dipasang plang nama pengganti dari pasir timbul misalnya mengubahnya dengan nama “temporary beach” untuk mengubah dan menyegarkan mindset masyarakat dan wisatawan luar kabupaten.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H