Mohon tunggu...
vicievanti
vicievanti Mohon Tunggu... -

Mahasiswi uin sunan kalijaga/ilmu komunikasi15 melayu original kalimantan barat."writing an article like writing my journal"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diskriminasi Gender, Penyebab Kekerasan Terhadap Perempuan?

30 Desember 2015   22:19 Diperbarui: 30 Desember 2015   23:10 1352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1 dari 4 perempuan pernah mengalami kekerasan fisik maupus seksual dari suaminya dalam satu waktu dalam hidupnya. Lebih banyak perempuan yan melaporkan mengalami kekerasan seksual (20%) dibandingkan dengan kekerasan fisik (11%) sedangkan 34% atau 1 dari 3 perempuan mengalami kekerasan psikis dari suaminya (Hakimi et.Al,2001). Kaum hawa adalah kaum yang selayaknya dilindungi dan dihargai keberadaannya didunia. Sedangkan di indonesia sendiri wanita adalah salah satu kalangan yang rentan menerima kekerasan.

Selama ini kita beranggapan bahwa wanita itu adalah kaum yang lemah dan tak berdaya namun sadarkah anda bahwa konstruksi pemikiran yang seperti itulah yang membahayakan kebaradaan wanita. dalam ruang lingkup kecil seperti rumah tangga saja mayoritas seorang wanita hanya memiliki kewajiban untuk mengasuh anak-anaknya dan seringkali tidak diizinkan untuk membantu mencari nafkah. Mengapa demikian? Karena perempuan tidak dianggap mampu  dan senantiasa dianggap rendah derajatnya dibandingkan lelaki.

Padahal belum tentu wanita yang bekerja tidak bisa mengasuh anak-anaknya dengan baik . karena pola pikir yang menyatakan bahwa wanita itu tidak mampu atau bukan kodratnya untuk mencari nafkah inilah banyak kasus-kasus kekerasan yang terjadi pada wanita. Mereka kerap kali dijadikan pelampiasan amarah suaminya  seperti saat ada masalah dilingkungan kerja, saat sang suami baru saja dimarahi oleh bos atau dengan alasan sepele seperti suami yang kecapekaan dan sensitif kemudian tanpa alasan yang jelas memarahi istrinya.  kemudian terjadilah kekerasan yang disebut dengan kekerasan yang terjadi akibat diskriminasi gender.  

Kekerasan berbasis gender ini dapat terjadi terhadap laki-laki dan perempuan. Namun di indonesia sendiri dikarenakan konstruksi pemikiran masyarakat yang lebih mengistimewakan laki-laki dibanding perempuan maka, kekerasan berbasis gender itu cenderung lebih sering dialami oleh wanita, kekerasan yang dialami bisa berupa penderitaan fisik, seksual maupun psikologis. Laki laki seringkali menjadikan kekerasan sebagai kontrol dan untuk mempertahankan kekuasaannya, Fakta yang juga miris adalah bahwa mereka mendapatkan kekerasan dari orang-orang yang seharusnya melindungi mereka seperti pasangan atau bahkan ayah  mereka sendiri.

Dan malah lebih susah bagi mereka untuk meminta pertolongan jika pelaku dari kekerasan tersebut adalah orang terdekat, oleh karena itu terkadang permasalahan tersebut hanya sekedar dilupakan dan korban tidak merasakan sebuah keadilan.wanita harus mengetahui cara yang tepat untuk mengambil tindakan ketika mengalami sebuah kekerasan. Yang paling pertama adalah tidak boleh gegabah, hindari sikap menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi karena setiap orang memiliki hak untuk hidup dengan aman dan segeralah mencari pertolongan kepada keluarga,tetangga, teman atau lembaga-lembaga penyedia layanan seperti kepolisian atau lembaga pendamping perempuan korban kekerasan.

Di yogyakarta terdapat salah satu pusat khusus pengembangan sumberdaya untuk menghapuskan kekerasan terhadap perempuan, lembaga ini bernama Rifka Annisa. Lembaga ini merupakan sarana rehabilitas bagi perempuan dan anak yang menerima kekerasan baik kekerasan fisik,seksual atau psikologi. Lewat lembaga perlindungan ini perempuan yang menerima kekerasan bisa menyalurkan kegelisahan hingga mendapat pengobatan secara fisik dan mental. Lebih dari 95% kekerasan terhadap perempuan yang terlaporkan, terjadi dalam lingkup rumah tangga dan pelaku nya adalah suami mereka sendiri.

Hal yang patut dipertanyakan adalah mengapa yang menjadi korban adalah wanita?padahal konstruk dalam masyarakat indonesia bahwa wanita itu adalah kaum yang lemah. Kita sama-sama sudah mengetahui bahwa mereka adalah kaum yang patut dilindungi akan tetapi mengapa di indonesia ini sendiri wanita malah masih menjadi kaum yang rentan terhadap kekerasan?apakah dikarenakan konstruk masyarakat tentang hal itu secara tidak langsung menimbulkan diskriminasi terhadap perempuan?

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun