Kuliah Kerja Nyata merupakan kegiatan yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi dengan memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk belajar dan bekerja dalam kegiatan pembangunan masyarakat sebagai wadah penerapan serta pengembangan ilmu dan teknologi yang dilaksanakan di luar kampus dalam kurun waktu dan persyaratan tertentu.Â
Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2021 dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan, mengingat masih berlakunya PPKM di masa pandemi COVID-19. Pandemi COVID-19 tidak membuat kegiatan KKN menjadi ditiadakan, tetapi diberlakukannya kebijakan Back to Village. KKN Back to Village kali ini dilakukan di Desa Gambirono, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember.Â
Jumlah penduduk di Desa Gambirono berjumlah 13.260 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 3.809 KK. Mayoritas masyarakat desa Gambirono bekerja di bidang pertanian yang hanya ditekuni oleh masyarakat lanjut usia.Â
Sedangkan masyarakat dengan usia dibawah 40 tahun lebih memilih untuk bekerja sebagai karyawan, wirausaha, dan PNS. Potensi dari Desa Gambirono yaitu potensi di bidang pertanian dan ekonomi seperti perdagangan dan toko sembako.Â
Pandemi yang terjadi sejak tahun 2020 hingga saat ini, berdampak pada kehidupan dan perekonomian masyarakat, tak terkecuali masyarakat desa Gambirono.Â
Adanya pandemi ini membuat masyarakat harus menyesuaikan pola hidupnya sesuai dengan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah mulai dari penggunaan masker, jaga jarak, hingga pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan sehat seperti sayur dan buah, sedangkan tidak semua masyarakat terutama anak kecil dan remaja mau untuk mengkonsumsi sayur dan buah.
Kurangnya minat anak kecil dan remaja untuk mengkonsumsi sayur menjadi salah satu alasan terciptanya Mie Sayur dan Buah "Cesarbu". Selain itu, terciptanya mie sayur dan buah "Cesarbu" juga karena minimnya mie sehat yang aman dikonsumsi setiap hari dan aman untuk anak kecil maupun orang tua.Â
Mie sayur dan buah yang dibuat oleh salah satu masyarakat desa Gambirono, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember bernama ibu Yulia Wahyuni selaku pemilik produk makanan berbahan dasar sayur dan buah bernama "Cesarbu". Selain menjual mie sayur dan buah, ibu Yulia juga menjual produk lain seperti stick coklat, stick buah naga, abon papaya, dan stick daun jeruk.Â
 Presentase penjualan produk Cesarbu selama pandemi menurun sebesar 30%. Faktor yang menyebabkan menurunnya penjualan produk ini diantaranya kurangnya minat masyarakat untuk mengolah sendiri mie sayur buah yang dibuat oleh ibu Yulia, dikarenakan mie sayur dan buah ini dibuat tanpa dilengkapi dengan bumbu pelengkap, serta mie yang dijual belum dalam bentuk kering sehingga waktu penyimpanan cenderung terbatas.Â
Selain itu, pemasaran yang dilakukan ibu Yulia hanya melalui grup WhatsApp dan facebook pribadi serta belum ada pengelolaan akun yang dapat menarik minat konsumen. Beberapa faktor penyebab menurunnya penjualan produk mie sayur membuat penulis tergerak untuk melakukan sosialisasi kepada sasaran mengenai solusi yang ditawarkan dengan harapan dapat meningkatkan presentase penjualan sasaran.Â