Mohon tunggu...
Vibriana Wahyu Ningtyas Putri
Vibriana Wahyu Ningtyas Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional

Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Globalisasi Ekonomi terhadap Kemiskinan di dunia

5 Juni 2023   08:02 Diperbarui: 26 Mei 2024   05:19 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengantar

Perubahan yang terjadi di setiap kondisi internasional dan tepat di era postmodernisme, sebagai warga internasional sekarang, bahwa apakah orang miskin akan selalu Bersama kita? Menjawab dari tingkat kemiskinan melalui statistik awal abad ke-21 akan tetap ada malah semakin menjadi suram: Sekitar 40% dari 6,5 Miliar warga dunia tinggal di dalam kondisi kemiskinan (didefinisikan oleh World Bank sebagai hidup dengan biaya terendah $2 perhari), Hampir 1 miliar orang hidup dalam keadaan lebih putus asa kemiskinan kurang dari $1 per hari, dan membuat Penyakit seperti malaria, tuberculosis, COVID-19, HIV/AIDS dan diare pada umumnya dapat di dapatkan dengan mudah oleh orang miskin, Pengaruhnya juga merambat kepada Ratusan juta orang karena masih tidak memiliki akses air bersih atau perawatan medis, kekuarangan gizi, dan hidup dengan sedikit harapan.

Globalisasi secara sederhana dapat dikatakan sebagai proses integrasi internasional yang memiliki dimensi ekonomi, social, dan politik. Beberapa negara dapat beradaptasi dengan proses ini dan bisa menikmati kesejahteraan dari globalisasi yang diterapkan. namun, dibeberapa negara masih mencoba beradaptasi dalam menerapkan globalisasi dengan transformasi ekonomi dan lembaga negara. Negara-negara tersebut biasanya berpenghasilan rendah dan memiliki tingkat globalisasi yang rendah. Selain itu, mereka juga yang menderita kondisi Kesehatan yang buruk seperti penyakit menular, dan angka kematian. Kondisi ini memberikan dua opini dari pengaruh globalisasi. Yang pertama, kita dapat menyalahkan globalisasi dan beralasan bahwa kemiskinan diakibatkan oleh harapan hidup yang rendah dari ketidak setaraan yang diciptakan oleh globalisasi itu sendiri. yang kedua, Sebagian besar berpendapat kepada manfaat perdagangan bebas, mobilitas modal, dan transfer teknologi. selain itu negara-negara juga dapat dikatakan miskin karena Sebagian dari negara-negara berpenghasilan rendah memiliki kualitas kelembagaan yang rendah dalam konteks demokrasi dan hak-hak politik. Kedua hal yang bertentangan ini akan dibahas di essay ini.

Sub Topik

1. Hubungan lintas antar negara

Hubungan lintas antar negara merupakan hubungan yang dilakukan kedua negara yang bertujuan untuk menentukan kebutuhan yang bisa ditukar melalui ekspor dan impor. aktivitas ini dilakukan oleh negara-negara yang ingin berhubungan untuk melakukan perdagangan dan pertumbuhan ekonomi, serta menghubungkan peningkatan pertumbuhan tersebut dengan pengurangan kemiskinan. Peningkatan keterbukaan terhadap perdagangan menjadi dasar dari hubungan lintas antar negara. dengan demikian, bahwa kemiskinan itu sangat berkolerasi dengan pertumbuhan; yang strateginya dapat ditunjukan melalui mendorong pertumbuhan pertumbuhan agregat. Pertumbuhan ekonomi yang dilakukan pemerintah terlihat jelas, jika kita melihat Pertumbuhan kelompok agregat di suatu negara. Namun, kita perlu berhati-hati dalam menafsirkan hubungan lintas negara antara korelasi pertumbuhan agregat dan pengurangan kemiskinan. Korelasi ini didasarkan pada pengukuran serta bias dalam statistic pendapatan nasional, Yang umumnya, diukur melalui tingkat pengurangan kemiskinan yang tersirat dari bukti mikro melalui survei rumah tangga. Ini menjadi dasar bahwa factor-faktor penentu agregat menjadikan sebagai dampak langsung pada orang miskin. dengan memeriksa hubungannya antara harapan hidup, kematian bayi, dan tarif. Hasil ini dapat mengendalikan pendapatan awal, Pendidikan, perawatan medis, dan variable lainnya

2. Studi kasus negara-negara

Bagian ini mengulas mengenai bukti dari sepuluh studi kasus negara yang punya pengaruh dalam globalisasi dan kemiskinan. Kasus ini mengambil titik perhatian negara pada distribusi efek globalisasi. Kisah yang dapat di ambil, Ketika negara miskin dianggap sebagai pemilik tenaga kerja (umumnya tidak terampil) tetapi tidak pemiliki modal, dengan demikian perdagangan akan menguntungkan negara miskin jika meningkatkan hasil relative (pendapatan) dari tenaga kerja, yaitu upah riil. ini merupakan cara dari teori stolper-samuelson: Ketika suatu negara berkembang meningkatkan perdagangannya dengan negara yang lebih kaya "negara yang relative adalah negara yang lebih kaya dengan modal" sehingga negara berkembang yang kurang terampil harus mendapatkan keuntungan relative (upah riil) terhadap yang negara relative dan lebih terampil. 

Pengalaman dari Kolombia. menunjukkan bahwa individu di sektor peningkatan impor melalui persaingan antar negara cenderung menjadi lebih buruk, sedangkan di sektor-sektor di mana ekspor tumbuh, kecil kemungkinannya untuk menjadi miskin. Meningkatnya impor membuat persaingan menjadi lebih serius, dengan demikian membuat perekonomian negara menjadi lebih kecil dan kemungkinan pengangguran, informalitas, dan hal tersebut mengaitkan dengan tingginya angka kemiskinan. Pertumbuhan ekspor juga dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara, peningkatan upah, lapangan kerja semakin banyak, dan penurunan kemiskinan. Hasil ini menunjukan peran pekerja, sehingga kolombia menyarankan pentingnya reformasi Komplemener (mengendalikan kondisi awal, stabilitas moneter dan kelembagaan, serta endogenenitas tingkat reformasi dan komplementaritas). Dengan demikian, reformasi ini membawa pandangan perusahaan untuk mempermudah mempekerjakan orang maupun memecat orang yang dinilai dari potensi orang tersebut.

Kaus dari india, pada 1990-an, india memulai sesuatu yang sangat berbeda dari segi pertumbuhan perekonomiannya. Sepertiga orang miskin didunia tinggal di india, sampai suatu saat yang luar biasa pemerintah mengubah reformasi perdagangan, dengan membalikkan decade kebijakan proteksionis yang akan membuat tarif rata-rata melebihi Sembilan puluh persen. Dalam kasus ini Hasil liberalisasi perdagangan kurang menguntungkan orang-orang yang hidup dalam kemiskinan, terlebih lagi di wilayah pedesaan untuk terbuka terhadap transformasi perdagangan. Hal ini disebabkan oleh karena kurangnya dampak liberalisasi. pengaruhnya liberalisasi kurang diterima oleh india dikarenakan sistem liberal yang tidak begitu cocok dengan budaya dan sistem yang ada di daerah tersebut, sehingga perdagangan liberal pun menjadi terhambat. Sehingga di india terlihat konsumen yang miskin akan jauh lebih baik dibandingkan dipedesaan. Selain itu pengaruh pembatasan sistem ekonomi globalisasi, membuat terhambatnya mobilitas potensi tenaga kerja pedesaan di india.

3. Capital Flow dan Kemiskinan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun