Unsera menuju pembelajaran International. Pada tanggal 20 Januari 2025, tepat pada hari Senin pada jam 2 dini hari, Universitas Serang Raya khusus program studi Ilmu Komunikasi Smester 5 melakukan Educom ke Singapura dan Malaysia dengan mengunjungi beberapa universitas di Malaysia. Acara ini mempunyai tujuan yang dimana untuk meningkatkan kompetensi dan semangat dalam belajar untuk mengejar masa depan yang lebih baik, untuk diri sendiri, untuk masyarakat luas, maupun memberi manfaat kepada mahasiswa Universitas Serang Raya itu sendiri.
Tak hanya kunjungan ke universitas dan instansi pemerintah, progran Educom Preneur juga mengajak mahasiswa untuk berkunjung ke tempat-tempat wisata yang menarik dan memanjakan mata, seperti Merlion Park, Dataran Merdeka, Batu Caves, hingga berkesempatan untuk menaiki cable car di Genting Highlands dan masih banyak lagi tempat-tempat yang saya kunjungi sebagai wadah mempelajari komunikasi antar budaya. Program ini dirancang untuk mencapai tujuan utama, yaitu memberikan pemahaman mendalam tentang sistem pendidikan di kedua negara serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya komunikasi antarbudaya. Selama kunjungan, saya berkesempatan mengunjungi beberapa universitas terkemuka dan berinteraksi dengan mahasiswa. Pengalaman ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana pendidikan tinggi di kedua negara menekankan pada inovasi, kolaborasi, dan pengembangan soft skills.
Pengalaman ini juga memberikan kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang pentingnya toleransi, empati, dan kemampuan adaptasi dalam lingkungan yang beragam. Perjalanan edukasi ke Universitas Teknologi Petronas (UTP) dan Universitas Teknologi MARA (UiTM) di Malaysia merupakan pengalaman berharga yang membuka wawasan saya tentang dinamika pendidikan tinggi di negara tetangga. Kunjungan ini tidak hanya memberikan pemahaman tentang sistem pendidikan mereka, tetapi juga memperkaya pemahaman saya tentang budaya dan masyarakat Malaysia. Dengan adanya perjalanan ini dapat memahami lebih dalam tentang model pendidikan tinggi yang diterapkan di UTP dan UiTM, terutama dalam bidang teknologi dan Bigdata. Melalui kunjungan ke fasilitas kampus, diskusi dengan dosen dan mahasiswa, serta partisipasi dalam seminar singkat, saya mendapatkan gambaran yang jelas tentang kurikulum, metode pembelajaran, dan fokus penelitian di kedua universitas.
Pengalaman di UTP
UTP, dengan fokusnya pada teknologi dan energi serta Bigdata, menawarkan pengalaman yang sangat menarik. Saya terkesan dengan fasilitas yang canggih dan komitmen universitas terhadap penelitian dan pengembangan. Diskusi dengan dosen bisa menjelaskan kualitas dari sebuah kampus tersebut, dengan keberagaman mahasiswa yang ada membuat saya sangat terkesan. Terlebih lagi pada saat melakukan kunjungan adanya acara bazar yang dimana saya berkesempatan untuk mengunjunginya. Banyak sekali mahasiswa yang berkontribusi pada acara ini, sayapun berkesempatan untuk membeli barang thrift dari salah satu booth yang ada, dan masi banyak lagi.
Pengalaman di UiTM
UiTM, sebagai universitas dengan berbagai pembelajaran seperti Radio, jurnalistik dan animasi. Saya berkesempatan untuk berinteraksi dengan mahasiswa dari berbagai latar belakang. Kunjungan ke UiTM juga memberikan pemahaman yang lebih baik tentang peran universitas dalam media. Disini saya bisa berbincang dengan beberapa mahasiswa, melakukan kampus tour untuk mengenalkan apa saja yang ada di kampus ini. Mereka sangat ramah dan anggun dengan balutan baju kurung yang sangat anggun. Beberapa kelas yang bisa dilihat saat adanya kunjungan juga terlihat sangat beragam kegiatan.
Perjalanan ini memberikan manfaat yang signifikan bagi saya. Selain pengetahuan akademik, saya juga belajar tentang pentingnya adaptasi dan komunikasi antarbudaya. Berinteraksi dengan mahasiswa dan masyarakat Malaysia membantu saya memahami perbedaan budaya dan perspektif mereka. Pengalaman ini juga meningkatkan kemampuan saya untuk bekerja dalam tim dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Secara keseluruhan, perjalanan edukasi ke UTP dan UiTM adalah pengalaman yang sangat berharga. Saya mendapatkan pengetahuan baru, teman baru, dan pengalaman yang tak terlupakan. Untuk meningkatkan manfaat perjalanan serupa di masa depan, saya merekomendasikan agar program ini lebih fokus pada interaksi dengan mahasiswa dan masyarakat setempat, serta memberikan persiapan yang lebih matang terkait dengan perbedaan budaya dan bahasa.
Pengalaman wisata yang kaya juga menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan ini. Kunjungan ke berbagai destinasi ikonik seperti Petronas Twin Towers dan lainnya memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang sejarah dan budaya kedua negara. Secara keseluruhan, perjalanan edukasi ini telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan pribadi saya. Saya menyadari bahwa pendidikan tidak hanya tentang memperoleh pengetahuan akademik, tetapi juga tentang mengembangkan keterampilan sosial, kemampuan berpikir kritis, dan kesadaran global. Pengalaman ini juga mendorong saya untuk lebih menghargai keragaman budaya dan pentingnya komunikasi yang efektif dalam dunia yang semakin terhubung. Untuk meningkatkan kualitas program edukasi semacam ini, perlu adanya persiapan yang lebih matang bagi peserta, termasuk pelatihan Pengalaman mengikuti program edukasi ke Malaysia dan Singapura telah menjadi perjalanan transformatif bagi saya. Selain memperoleh pemahaman mendalam tentang sistem pendidikan di kedua negara, kunjungan ini juga membuka mata saya akan pentingnya komunikasi antarbudaya dalam konteks global. Program ini berhasil mencapai tujuan utamanya, yaitu memberikan wawasan tentang praktik terbaik dalam pendidikan tinggi. Namun, di balik keberhasilan tersebut, terdapat sejumlah tantangan yang perlu diperhatikan, terutama dalam hal komunikasi antarbudaya.
Perjalanan pariwisata di kedua negara juga memberikan kesan yang mendalam. Keberagaman budaya, kuliner yang kaya, serta arsitektur yang unik menjadi daya tarik tersendiri. Namun, dalam konteks komunikasi antarbudaya, saya menemukan beberapa kendala. Bahasa menjadi penghalang utama dalam berinteraksi dengan masyarakat lokal, terutama di luar kawasan wisata. Seperti contohnya pada saat adanya freetime saya dan teman-teman saya mengalami kesulitan untuk melakukan komunikasi bagaimana cara menyebrang di Malaysia, namun hal tersebut hanya masalah kecil yang terbilang sangat biasa untuk terjadi atau dialami oleh semua orang.
Ada beberapa perbandingan antara kedua negara dengan Indonesia