THALITA VANIA RAHMAH / 191241179 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA
           Pada awalnya, kesehatan masyarakat adalah upaya untuk mengatasi masalah sanitasi yang membahayakan kesehatan. Pada abad ke-18, sanitasi lingkungan diperbaiki dan vaksinasi digunakan untuk mencegah penyakit. Kesehatan masyarakat telah berkembang pesat pada awal abad ke-19 dan dianggap sebagai hasil integrasi gabungan antara ilmu sanitasi dan kedokteran. Dengan demikian, ilmu kedokteran adalah gabungan dari ilmu biologi dan ilmu sosial, dan perkembangan ilmu kesehatan masyarakat ini dapat didefinisikan sebagai aplikasi terpadu dari ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam pengobatan untuk mencegah penyakit yang menyerang masyarakat atau penduduk.
             Edwin Chadwick adalah pelopor yang paling dikenal dalam gerakan reformasi sanitasi, dan dia adalah pendiri ilmu kesehatan masyarakat. Winslow (1920) membuat batasan kesehatan masyarakat yang berlaku hingga saat ini pada awal abad kedua puluh. Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni dalam mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha pengorganisasian masyarakat untuk memperbaiki sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit menular, pendidikan kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis, diagnosis dan pengobatan dini, dan pengembangan rekayasa sosial untuk memastikan setiap orang memiliki kualitas hidup yang layak.
            Kesehatan masyarakat Indonesia meningkat selama abad ke-16 selama pemerintahan Belanda. Ini dimulai dengan upaya untuk menghentikan penyebaran cacar dan kolera yang menyebar. Pada tahun 1927, wabah kolera pertama masuk ke Indonesia, dan pada tahun 1937, wabah kolera altor yang sangat ditakuti oleh masyarakat. Pada tahun 1948, wabah cacar yang diduga berasal dari Singapura tiba dan menyebar di seluruh Indonesia. Pemerintah Belanda mulai memperhatikan kesehatan masyarakat sejak wabah itu terjadi. Pada tahun 1807, ketika pemerintah Gurbernur Jenderal Daendels berkuasa, angka kematian bayi di Indonesia sangat tinggi. Untuk membantu mengurangi angka ini, dilakukan pelatihan dukun bayi dan praktik persalinan. Pada tahun 1930, dukun bayi didaftarkan sebagai penolong dan perawat bayi.
            Dr. Bosch mendirikan sekolah kedokteran untuk orang India di Jakarta, STOVIA (School Tot Oplelding Van Indiche Arsten), tahun 1851. Tahun 1913, NIAS (Nederland Indische Arsten School) didirikan di Surabaya. Pada tahun 1947, Stovia mulai belajar kedokteran dan menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dia berkontribusi besar pada pembentukan tenaga medis yang membangun kesehatan masyarakat di Indonesia. Sebelumnya, Pusat Laboratorium Kedokteran didirikan di Bandung pada tahun 1888 untuk mengembangkan kesehatan masyarakat di Indonesia. Pada tahun 1938, itu berubah menjadi Lembaga Eykman dan berkembang ke wilayah lain di Indonesia untuk membantu memerangi penyakit dan wabah seperti malaria, lepra, dan cacar, serta bidang kesehatan lainnya seperti nutrisi dan sanitasi lingkungan.
            Tahun 1922 pes masuk di Indonesia, dan setahun kemudian menjadi wabah. Pada tahun 1935, vaksinasi masal dan DTT disebarkan, dan pada tahun 1941, sebanyak 15 ribu orang telah divaksinasi. Konsep Bandung---juga dikenal sebagai Bandung Plan---diusulkan oleh Dr. Y. Leimena dan Dr. Patah pada tahun 1951. Aspek preventif dan kuratif merupakan komponen penting dari sistem perawatan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di Puskesmas. Dr. Y. Sulianti mendirikan Proyek Bekasi pada tahun 1956, yang merupakan upaya untuk menggabungkan layanan kesehatan pedesaan dengan layanan kesehatan umum. Pada tahun 1967, dr. Achmad Dipodilogo berbicara di seminar tentang konsep Puskesmas dan bagaimana merumuskan kesehatan masyarakat terpadu.
            Pada akhirnya, pada rapat kerja kesehatan nasional tahun 1968, Puskesmas didirikan sebagai sistem pelayanan kesehatan terpadu yang didirikan oleh Departemen Kesehatan untuk memberikan layanan preventif dan kuratif yang menyeluruh, terpadu, dan mudah dijangkau bagi masyarakat. Kesehatan ibu dan anak, kesehatan keluarga berencana, gizi, kesehatan lingkungan, pencegahan penyakit menular, penyuluhan kesehatan masyarakat, pengobatan, perawatan kesehatan masyarakat, usaha kesehatan gizi, usaha kesehatan sekolah, usaha kesehatan jiwa, dan lab adalah beberapa kegiatan utama Puskesmas.
Keywords : Kesehatan, Masyarakat, Perkembangan.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo,  Soekidjo.  2008.  Kesehatan  Masyarakat;  Ilmu  dan  Seni. Rineka Cipta: Jakarta.
Meidiawati, Yosi & dkk,. (2024). ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN PENGAPLIKASIAN.