Mohon tunggu...
Rosyidatul Hilmiah
Rosyidatul Hilmiah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menuliskan rasa yang ingin dibagikan

Seorang pembelajar supermanual. Updated after 10 pm, usually.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tak Bisa Tidur Dilarang Cari Narkoba

2 Juni 2020   22:55 Diperbarui: 2 Juni 2020   22:59 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Cukup menggetarkan ketika aktor kawakan tersebut menunjukkan tempat dimana ia menyembunyikan drugs tersebut. Padahal baru beberapa hari yang lalu saya mengagumi sosok anaknya yang pandai berakting seperti dirinya. 

Sungguh ironi untuk pria yang dikenal penyayang keluarga tersebut. Saya masih bertanya-tanya kapan dia mendapatkan benda itu di zaman pandemik seperti ini? Ya namanya juga lagi digoda keadaan, apa saja bisa terjadi agar dosa tetap terlaksna. Dan malah menjebak pada akhirnya. 

Saya dan suami termasuk pengagum keluarga mereka. Mulai dari kehidupan pernikahan hingga rumah tangga. Saya rasa terjerat sebagai pengguna bukan hal yang menghentikan kami untuk mengabaikan keluarga ini. 

Memang memiliki tiga anak yang masih kecil dan kurang mendapat job bisa jadi salah satu pemicu mengapa sang ayah melakukannya. Saya memutuskan menunggu pemberitaan yang baik saja agar nasib anak anak mereka tidak ternodai hal hal yang negatif. Seperti hal yang dilakukan ibu nya saat ini agar keadaan tetap biasa biasa saja pada jalurnya. 

Sama halnya ketika difikir sebuah postingan yang bagus dan banyak peminat, bukan jumlah like, akan berbeda nilainya dengan postingan yang pada umumnya. Ketika diubah sedikit saja, maka nilainya akan berubah. 

Saat ini saya sedang memainkan hal tersebut, walau sudah teruji di berbagai konten kreator, namun mumpung belum terkenal amat, saya penasaran dan masih bertahan dengan ide saya sendiri. Menemukan ritme yang pas dalam mengisi  ide kebermanfaatn adalah hal yang mesti saya benahi lagi. 

Adakalanya saya sangat tertutup untuk berbagi sehingga stuck dan menunda melakukan. Sehinga penumpukan ide menjadi pe er yang semakin memenuhi agenda dari setengah proses dan tidak selesai pada akhirnya. 

Seyogyanya memang lakukan saja apa yang kita suka, dan tayangkan. Namun saya erat sekali pada pedoman bahwa inilah bisnis, dan kapan lagi bisa belajar, kalau bukan sekarang. 

Jadi saya harap, keluarga itu baik baik saja walau ada kondisi dan kejadian yang tidak diinginkan itu kini berlangsung karena saya yakin peran ibu yang bersikap tidak perhatian pada pemberitaan adalah caranya melindungi anak anak agar tetap bahagia. Karena bagaimanapun proses belajar menerima kondisi adalah bagian kehidupan dan cerita nyata yang lebih baik daripada hanya melihat dari kejadian milik orang lain.

Salam Cheers buat pemula making konten. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun