Mohon tunggu...
fia rachim
fia rachim Mohon Tunggu... Mahasiswa - tuangkan semua yang ada dalam fikiranmu dalam bentuk tulisan-tulisan yang bernilai dan berkualitas

Bismillah pasti bisa !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perlunya Menyusun dan Mengukur Program Perkembangan Sosial Emosional

13 Desember 2022   15:51 Diperbarui: 13 Desember 2022   16:03 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlunya Menyusun dan Mengukur Program Perkembangan Sosial Emosional

setelah sekian lama kita banyak mempelajari tentang sosial emosional yang sangat erat hubungannya dengan kegiatan kita setiap harinya. Disini kita akan membahas sedikit tentang cara menyusun dan mengukur program perkembangan sosial emosional pada anak usia dini.

Social emotional development (perkembangan sosial emosional)

Apa itu perkembangan sosial emosional?

Perkembangan sosial emosional merupakan proses belajar anak untuk menyesuaikan diri, dapat memahami keadaa dan perasaan ketika sedengan berinteraksi dengan orang yang ada disekitarnya, dengan cara mendengar, mengamati ataupun menirunya. Dalam perkembangan social emotional development ini anak juga sudah mulai bisa memahami tentang siapa mereka, mampu merasakan apa yang mereka alami, mengatur emosinya ketika berinteraksi dengan orang lain dan masih banyak lagi.

menurut Nurjannah (2017) perkembangan sosial emosional yang terjadi pada anak usia dini merupakan suatu proses belajar pada diri anak tentang bagaimana sih mereka itu berinteraksi dengan lingkungannya, yang sesuai dengan aturan sosial dan kemampuan bagaimana kemampuan anak mengendalikan perasaannya sesuia dengan kemampuannya dalam mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaanya. Dalam proses perkembangan social emotional development ini ada 3 cara utama cara memanajemen diri:

  • Acting: berperilaku sesuai dengan aturan sosial. Yaitu anak mampu memposisikan dirinya ketika berhadapan dengan orang lain.
  • Feeling : memahami emosi orang lain, dan dapat mengatur emosinya sendiri. Dalam hal ini anak perlu sekali untuk bisa memanajemen emosinya sendiri ketika berinteraksi dengan lingkungnnya.
  • Thinking : meregulasi pikiran dan perhatian. Dalam hal ini anak perlu sekali menumbuhkan jiwa simpati dan empatinya terhadap hal-hal kecil yang ada di lingkungnnya atau teman sebayanya.

Hurlock mengemukakan perilaku prososial yang umum terjadi pada anak diantaranya:

  • Meniru : anak memang individu yang gemar sekali meniru perilaku orang dewasa yang ada disekitarnya
  • Persaingan : memiliki ambisi untuk mengungguli dan mengalahkan orang lain.
  • Kerjam sama : membangun permainan yang kooperatif  dengan teman sebayanya
  • Simpati : menggambarkan perasaan yang belas kasih terhadap kesedihan yang dirasakan oleh orang lain.
  • Empati : anak mampu menmpatkan dirinya pada kesedihan yang dirasakan oleh orang lain.
  • Dukungan sosial : mendapatkan dukungan dari orang sekitarnya
  • Berbagi : memberikan apa yang ia miliki kepada teman atau orang dewasa sebagai bentuk kepeduliannya
  • Perilaku akrab : bisa melakukan hubungan yang erat dengan personal, orang lain atau teman sebayanya.

Lalu untuk apa social emotional learning untuk anak ?

Pembelajaran sosial emosional atau emotional learning adalah hal yang sangat penting. Pada pembelajaran ini anak akan banyak belajar tentang keterampilan-keterampilan yang dibutuhkannya untuk bertahan dalam masalah sekaligus anak mampu untuk memecahkannya. Dari pembelajaran ini juga akan mengajarkan anak untuk menjadi orang memiliki karakter yang baik. Dalam proses pembelajara emosional ini perlu sekali diperhatikan dan diterapkan pada anak mengenai tentang:

  • Self Awareness (kesadaran diri)
  • Nah dalam hal ini sebagai guru atau orang tua perlu sekali diperhatikan apakah anak sudah ini sudah memiliki kesadaran diri yang baik atau belum, apakah mereka memiliki pemahaman tentang kesadaran sosial, dan apakah mereka ini mampu mengambil keputusan denan baik. Nah maka dari itu perlu sekali otrang tua memberikan bimbingan kepada anak agar mereka mampu menyadari tentang acting ( bisa berperilaku sesuai dengan aturan sosial yang ada), feeling (mampu memahami emosinya sendiri dan emosi orang lain, dan thinking (anak mampu meregulasi pemikiran dan perhatiannya).
  • Socisl Awareness (kesadaran sosial)
  • Dalam kesadaran sosial ini orang tua atau guru mampu menialai apakah anak ini sudah memiliki kesadaran sosial yang baik atau belum dengan melihat seberapakah mereka peka akan lingkungannya. Contoh hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya.
  • Self Management (manajemen diri)
  • Kemudian anak mampu memiliki manajemen diri yang baik, seperti dapat mengendalikan dirinya ketika berada dilingkup sosial.
  • Responsible Decision Making (pengambilan keputusan dan berani bertanggung jawab)
  • Anak dihadapkan dengan suatu pilihan dan disuruh untuk memilih serta memberikan alasannya. Sehingga hal ini juga bisa membantu anak untuk bisa berfikir secara kritis.
  • Relationship Skill (keterampilan hubungan)
  • Relationship Skill atau keteampilan hubungan ini anak dilatih untuk bisa berinteraksi dengan baik dengan lingkungannya.

Lalu sebenarnya untuk apa kita sebagai guru atau orang tua perlu untuk menerapkan  Social emotional development  & social emotional learning?

Tujuannya ialah:

  • Dapat memastikan perkembangan anak sesuai dengan tahapan usiannya.
  • Guna mengidentifikasi gejala yang tidak sesuai dengan standar perkembangan (intervensi)
  • Menginformasikan perencanaan tretment dan pengambilan keputusan.
  • Guna mengevaluasi kualitas dan dampak layanan pendidikan itu sendiri.

Lalu tantangan apa saja yang dihadapi ketika menyusun dan mengukur program pengembangan sosialemosioanal tersebut?

Adapun tantangnya meliputi:

  • Dalam perkembangan sosem terdiri atas beberapa konstruksi seperti regulasi emosi, kopentensi sosial, intervensi budaya dll. Nah oleh karena itu penting sekali sebagai pendidik untuk memilihkan program pembelajaran dan alat ukur yang tepat untuk gambaran perkembangan anak.
  • Pengukuran perkembangan sosem ini juga sangat didasarkan pada penilaian yang subjektif dengan pemaham yang berbeda satu dengan yang laiinya. Nah maka dari itu penting sekali untuk seorang pendidik agar mempertimbangkan bagaimana hasil dari pengukuran tersebut ditafsirkan, dilaporkan dan dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun