Pada dasarnya emosi prososial juga berkaitan dengan empati, empati disini memiliki makna tambahan respon afektif yang berasal dari ketakutan dan pemahaman akan keadaan atau kondisi emosional pada orang lain. Contoh dari empai seperti ketika anak melihat temanya sedang bersedih, maka anak tersebut akan ikut merasakan kesedihan yang dialami temanya itu, nah hal itu dinamakan simpati.
Membahas simpati pasti tidak lepas dari yang namanya simpati. Lalu apa yang dimaksud dengan simpati itu?
Simpati merupakan respon afektif yang berasal dari empati, akan tetapi simpati ini juga kemungkinan berasal dari proses kognitif. Simpati dengan empati ini berbeda, dimana simpati ini lebih menekankan pada perasaan tertarik atau ikut merasakan apa yang dialami oleh orang lain atau lebih tepatnya rasa belas kasihan.Â
Contoh dari sikap simpati ini seperti melihat korban bencana alam, dari kejadian tersebut maka orang yang memiliki rasa simpati akan merasa kasihan dan sedih.
Dari pembahasan diatas sudah mulai memahami tentang emosi parososial dengan kecerdasan emosi. Adapun disini dalam mengembangkan keduanya perlu sekali adanya dukungan dari orang tua.Â
Adapun cara guna mengembangkan kecerdasan emosi pada anak seprti halnya: orang tua harus membentuk kepribadian anak dengan selalu mengenalkan kejujuran, kemudian anak diajarkan bagaimana menaham rasa marah yang berlebihan, membentuk kepercayaan dirinya, dan melatih anak memiliki rasa empati serta melatih bekerjasama. Kemudian ada juga beberapa peran orang tua yang berperan dalam proses pengembangan perilaku prososial pada anak seperti:
- memberikan anak dukungan atau kehangatan, karena dengan adanya kehangatan dan dukungan pada suatu keluarga maka akan memberikan banyak pengaruh pada aktifitas sosial anak termasuk prososial ataupun sebaliknya..
- kemudian ada control dan pembiasaan disiplin, dalam proses contoling pada anak orang tua juga tidak harus melulu terlalu mengekang anak, karena apabila sikap mengontrol yang berlebihan maka akan membuat anak menjadi bebal dan sulit untuk diajak solid. Sehingga disini tetap perlu sekali menerapkan pola asuh yang demokrtis dalaam proses controlling dan pendisiplinan yang dilakukan orang tua pada anak.
- Keterlibatan orang tua, keterlibatan disini ialah bagaimana peran yang diambil orang tua dalam pola pengasuhannyaa baik itu ditinjau dari sikap dan perilaku orang tua dalam pengasuhannya. Bentuk keterlibatan orang tua disini ialah orang tua mampu melihat dan menilai sejauh mana perkembangan dan memperhatikan kebutuhan dan mengedepankan kepentingan si anak. Sehingga dengan demikian interaksi antara orang tua pada anak akan menunjukan seberapa besar ketertarikan orang tua untuk mengetahui sejauh mana proses perkembangaan anak.
Dapat disimpulkan hubungan antara kecerdasan emosi dengan perilaku emosi prososial ini sangat berpengaruh. Dimana dengan memiliki kecerdasan emosi yang baik maka seseorang dapat mengendalikan emosi yang terjadi pada dirinya sendiri sehingga orang tersebut bisa menyelesaiakan permasalahanya sendiri dengan baik, dan dapat meningkatkan perilaku prosial pada diri individu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H