Mohon tunggu...
Via Puspitasari
Via Puspitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perkembangan Emosi pada Anak Usia Sekolah Dasar melalui Media Pembelajaran DATATANG

27 April 2023   22:10 Diperbarui: 27 April 2023   22:12 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan emosi pada anak merupakan proses yang kompleks dan melibatkan berbagai faktor, termasuk faktor genetik, lingkungan, dan interaksi sosial. Berikut adalah tahapan perkembangan emosi pada anak:

  • Bayi (0-12 bulan): Pada tahap ini, bayi mulai belajar merespons stimulus yang ada di sekitarnya, seperti suara dan cahaya. Mereka juga mulai mengembangkan perasaan senang dan tidak senang, serta mengenali perasaan orang lain melalui ekspresi wajah dan suara.
  • Balita (1-3 tahun): Pada tahap ini, anak mulai mengalami emosi yang lebih kompleks, seperti rasa malu, kecemasan, dan kemarahan. Mereka juga mulai belajar mengontrol emosi dan merespons kebutuhan sosial, seperti mengucapkan terima kasih dan meminta maaf.
  • Anak prasekolah (3-6 tahun): Pada tahap ini, anak mulai memahami emosi yang lebih abstrak, seperti cinta, persahabatan, dan kesedihan. Mereka juga mulai belajar mengelola emosi yang lebih kompleks, seperti rasa cemburu dan iri hati.
  • Anak sekolah (6-12 tahun): Pada tahap ini, anak mulai mengembangkan empati dan mengenali perasaan orang lain dengan lebih baik. Mereka juga mulai memahami aturan sosial yang lebih kompleks dan belajar mengontrol emosi dalam situasi yang sulit.
  • Remaja (12-18 tahun): Pada tahap ini, remaja mulai mengalami perubahan hormon yang signifikan, yang dapat memengaruhi emosi mereka. Mereka juga mulai mengalami tekanan sosial yang lebih besar dan belajar mengelola emosi yang lebih kompleks dan intens, seperti rasa takut dan kecemasan sosial.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Perkembangan emosi pada anak dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti pola asuh orang tua, interaksi sosial dengan teman sebaya, dan pengalaman hidup yang berbeda-beda. 

Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk memberikan dukungan dan pengarahan yang sesuai untuk membantu anak mengembangkan kemampuan mengelola emosi dengan baik. Dengan perkembangan, pengendalian emosi yang baik, dapat membuat anak mudah diterima di lingkungan sosial. 

Selain itu juga, dapat memberikan pengaruh baik terhadap lingkungan bermainnya sebagai wujud memajukan kualitas SDM kedepannya sejak dini. Maka daripada itu, Kami mahasiswa PGSD UPI Kampus Daerah Cibiru yang Dibimbing oleh Ibu Triana Lestari, S.psi., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik di Sekolah Dasar, untuk membuat projek dengan menggunakan Project Based Learning. 

Kami dari kelompok 5 yang beranggotakan 4 orang, yaitu Gungun Ginanjar, Maudy Mudiyartii, Revalina Sifa Sugiarti, dan Via Puspitasari yang telah observasi secara langsung mengenai perkembangan emosi pada anak melalui Media Pembelajaran yang sudah kami garap di SDN Ciparay 04.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Dari observasi yang  sudah kami lakukan dengan mengikutsertakan siswa SDN Ciparay 04 yang berjumlah kurang lebih 30 orang, namun yang kami jadikan acuan hanya 5 orang siswa, yaitu Daffa, Zilva, Saira, Asep, dan Rehan. Dari observasi yang sudah dilakukan, kami menemukan 5 indikator, sebagai berikut:

  • Terdapat sebagian anak yang masih berlebihan dalam menunjukkan rasa senangnya, adapun anak yang sudah mampu mengendalikan rasa senang.
  • Terdapat  anak yang belum mampu sabar dalam menunggu giliran bermain.
  • Sebagian besar anak sudah mampu berekspresi dengan percaya diri.
  • Masih terdapat anak yang acuh dengan kondisi temannya  yang kesulitan dalam bermain.
  • Terdapat sebagian anak yang sudah mampu mengontrol amarah, kesal, kecewa, menyesal saat melakukan kesalahan ataupun mendapatkan tantangan dari permainan.

Media Pembelajaran kami yang bernamakan DATATANG ini terbuat dari kardus yang tiap sisinya diberi garis/kotak seperti papan catur yang diwarnai oleh krayon, lalu ditengahnnya terdapat dua tumpukan kartu yang terbuat dari kardus juga, yang kanan berisikan kartu tantangan dan yang kiri berisikan kartu pertanyaan. Lalu, mekanisme permainannya sebagai berikut:

  • Siswa diharuskan melempar dadu yang terbuat dari kardus, setelah muncul angka yang siswa itu dapat, lalu siswa tersebut memainkan piun kecil yang sudah disediakan.
  • Jika piun itu berhenti di warna biru maka siswa harus mengambil kartu pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang ia dapat, namun jika piun tersebut berhenti di warna merah siswa harus mengambil kartu tantangan dan melaksanakan tantangan yang ia dapat.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun