Mohon tunggu...
Octaviani
Octaviani Mohon Tunggu... Administrasi - freelancer

asal usul takan bisa jadi penghalang untuk bekarya _bulukjegara_

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Dampak Covid-19 bagi Petani Karet

23 April 2020   09:23 Diperbarui: 23 April 2020   10:15 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb


 

Wabah Covid-19 masih mewabah di dunia ini. semakin hari korban yang terkeNa Covid-19 semakin bertambah. Indonesia adalah salah satu negara yang sudah terkena wabah ini.

Untuk memutuskan penyebaran rantai wabah ini pemerintah menyuruh setiap warga negaranya untuk mengenakan masker ketika berada diluar rumah sesuai anjuran WHO, Tidak keluar rumah jika tidak melakukan hal yang penting. Sebisa mungkin melakukan pekerjaan dari rumah. Tidak hanya itu pemerintah juga menerapkan PSBB di daerah  penyebaran virus covid-19 yang semakin meningkat.

Kebijakan pemerintah dan anjuran pemerintah tersebut tidak hanya berdampak bagi masyarakat yang ada di kota persebaran. Hal ini juga berdampak bagi masyarakat yang berada di pedalaman di mana mereka mengandalkan karet sebagai sumber utama penghasilan mereka. Misalnya saja bagi masyarakat yang ada di Desa Buluk Jegara, Kecamatan Kayan Hilir, Sintang, KALBAR. Banyaknya pabrik yang tidak beroperasi tentu berdampak bagi kondisi ekonomi masyarakat.

Harga karet yang turun drastis menjadi Rp 3.000 hingga Rp 4.000 ini menyebabkan masyarakat sulit bernafas. Terutama bagi  orang tua yang memiliki anak kuliah yang berada ditempat rantau. biaya kehidupan mereka di kota rantau tetap ditanggung oleh orang tua, biaya kuliah online. Hal ini menyebabkan pendidikan anak-anak ini terancam.

Tidak hanya itu penurunan harga karet ini juga menyebabkan masyarakat  mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka di kampung. Harga barang dan sembako naik drastis, misalnya saja harga gula naik menjadi Rp 25.000 per Kg. Untuk membeli gula saja dibutuhkan karet 5-6kg. 

Tidak semua masyarakat memiliki pohon karet yang banyak, yang hanya belasan kilo perminggu, ini akan semakin menyulitkan kondisi masyarakat. 

Jika selama ini masyarakat mengandalkan ladang untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup, tapi pada tahun ini banyak masyarakat yang gagal panen dikarenakan wabah tikus dan walang sangit yang menyerang ladang mereka. Sedangkan beras dari pemerintah tidak dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan masyarakat apalagi mereka yang memiliki anggota keluarga yang banyak.

Dampak selanjutnya bagi ekonomi masyarakat, adalah bagi mereka yang harus tetap membayar kredit tiap bulannya di CU CU sendiri tidak bernaung di bawah OJK, yang mengakibatkan  masyarakat harus membayar kredit mereka. Jika tidak dibayar akan berdampak pada pengambilan tanah dan barang yang mereka jadikan jaminan.

Masyakarakat mengalami kesulitan ekonomi didaerah daerah pedalaman. Meskipun mereka tidak terkena dampak langsung Covid-19, namun mereka merasakan dampak ekonomi dalam kehidupan mereka. Semoga wabah ini cepat selesai sehingga masyarakat bisa kembali pada kehidupan semula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun