Mohon tunggu...
Novian Nugroho
Novian Nugroho Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya Novian nugroho widjonarko mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta \r\nbekerja di BOB PHOTOGRAPH

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kurangnya Sarana Berjualan untuk Para Pedagang

2 Januari 2013   09:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:37 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1357120364401483447

[caption id="attachment_217866" align="alignright" width="300" caption="dokumen pribadi"][/caption] Kota Yogyakarta adalah salah satu kota besar yang ada di Pulau Jawa yang merupakan pusat dari pemerintahan Daera Istimewa Yogyakarta atau biasa disebut dengan DIY dan sekaligus tempat kedudukan bagi Sultan Yogyakarta dan Adipati Pakualam. Neburut Wikipedia Indonesia, kota Yogyakarta sendiri terletak di lembah tiga sungai, yaitu Sungai Winongo, Sungai Code (yang membelah kota dan kebudayaan menjadi dua), dan Sungai Gajahwong. Kota ini terletak pada jarak 600 KM dari Jakarta, 116 KM dari Semarang, dan 65 KM dari Surakarta, pada jalur persimpangan Bandung - Semarang - Surabaya - Pacitan. Kota ini memiliki ketinggian sekitar 112 m dpl.

Adapun batas-batas administretif kota Yogyakarta yaitu di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Mlati dan Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, di sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Depok, Kabupaten Sleman dan Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul dan disebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Banguntapan, Kecamatan Sewon, dan Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman dan Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Kota Yogyakarta juga merupakan kota yang kaya akan tempat wisatanya. Daerah wisata yang paling terkenal di kota Yogyakarta yaitu malioboro. Siapa sih yang tidak tau daerah malioboro?

Daerah malioboro adalah daerah yang asyik untuk refreshing dan berbelanja baik bagi masyarakat jogja sendiri, luar daerah Yogyakarta maupun turis mancanegara. Tidak hanya wisatanya saja yang terkenal, namun kota Yogyakarta juga terkenal dengan kulinernya yaitu gudeg. Maka dari itu banyak masyarakat Indonesia menyebut kota Yogyakarta sebagai kota gudeg. Tidak hanya sebagai kota gudeg saja, kota Yogyakarta juga biasa dikenal sebagai kawasan pusaka budaya.

Dari yang semua kita tahu bahwa kemajuan pariwisata kota Yogyakarta yang amat pesat, kota Yogyakarta juga dipilih sebagai tempat untuk dilaksanakannya Festival Film Indonesia ( FFI ) yang saat itu dilaksanakan di museum benteng Vredeburg. Tidak hanya itu saja, belum lama ini juga Taman Budaya kota Yogyakarta digunakan sebagai tempat untuk dilaksanakannya Festival Film Dokumenter atau orang biasa menyebutnya dengan FFD. Kota Yogyakarta juga merupakan salah satu kota wisata yang bagus dan menawa untuk dikunjungi. Maka tidak heran apabila banyak pedagang yang menjajakan makanan khas jogja, souvenir, baju serta barang – barang lainnya. Disini saya tidak akan membicarakan lebih lanjut mengenai indahnya kota Yogyakarta, melainkan mengenai kurangnya tempat untuk berjualan para pedagang.

Saat ini banyak pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang trotoar malioboro.Hal itu mengakibatkan terganggunya para wisatawan atau pejalan kaki yang melintasi daerah tersebut. Karena banyaknya masyarakat yang mengeluhkan akan hal itu, pemerintah melakukan tindakan yaitu membuatkan tempat khusus bagi para pedagang kaki lima yaitu pasar Sore. Pasar sore sendiri terletak di sebelah kanan Benteng Vredeburg. Meskipun sudah disediakan tempat oleh pemerintah bagi para pedagang kaki lima, namun masih saja banyak para pedagang kaki lima yang masih berjualan ditrotoar.

Hal itu dikarenakan kurangnya lahan di pasar sore untuk berjualan yang telah diberikan oleh pemerintah. Dan menurut para pedagang sendiri, berjualan di sepanjang trotoar lebih menguntungkan dibandingkan dengan berjualan di tempat yang telah disediakan oleh pemerintah, dikarenakan para wisatawan tidak perlu susah-susah masuk kedalam pasar yang notabene panas dan ramai serta dikalau hujan, pasar ini akan becek dan muncul bau yang tidak sedap.

Hal itu membuat pemerintah mengerahkan satpol PP untuk merazia pedagang yang berjualan di trotoar sepanjang malioboro. Hal itu dilakukan agar para pedagang kaki lima itu merasa jera dan tidak akan berjualan di trotoar sepanjang malioboro lagi. Namun dalam kenyataannya, satpol PP tetap tidak mempan bagi para pedagang karena saat ini juga masih banyak para pedagang yang masih berjualan di trotoar tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun