Mahasiswi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Dari Rumah Ke 77 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mengadakan Pendampingan Belajar Matematika di Desa Sarirejo, Kaliwungu, Kendal sebagai proker individu.
Hampir semua bidang dalam kehidupan mengalami dampak adanya pandemi Covid-19, salah satunya di bidang pendidikan. Di mana kegiatan belajar & mengajar di Indonesia masih menerapkan sistem tatap muka antara guru dan juga semua muridnya. Namun, karena adanya pandemi, menjadikan kegiatan belajar & mengajar (KBM) di sekolah berubah menjadi sistem KBM secara daring. Para murid dan guru berkumpul melalui media daring dalam satu grup Whatsaap & melakukan video conference via Zoom untuk melakukan KBM.
Sistem pembalajaran daring sangat berdampak pada tingkat pemahaman yang diperoleh para murid, berdasarkan pengakuan Najwa selaku murid kelas 4 SDN Sarirejo 03, ia kesulitan memahami materi yang diajarkan gurunya ketika KBM daring, yang hanya lewat WAG atau Zoom. Karena menurutnya guru banyak memberi tugas tapi sedikit memberikan penjelasan materi, yang menyebabkan dirinya tak mampu untuk memahami materi secara mandiri apalagi untuk pelajaran matematika.Â
"Saya mengadakan pendampingan belajar ini dikarenakan saat ini adalah era new normal, di mana anak-anak sekolah sudah ada beberapa yang mengikuti KBM secara tatap muka di sekolah, padahal selama mereka KBM daring banyak materi terutama pelajaran matematika yang belum dipahami dan mereka kuasai.Â
Saya berpikir mereka akan kewalahan jika saat sekolah tatap muka tapi mereka tidak paham bagaimana cara menghitung seperti perkalian dan pembagian, karena perhitungan itu hal dasar dalam Matematika. Nah makannya saya adakan proker bimbel ini supaya dapat meningkatkan pemahaman murid SD pada pelajaran Matematika, semoga nantinya mereka siap untuk bertemu materi-materi selanjutnya di KBM tatap muka". Kata Vianisycha Amalia selaku mahasiswi KKN Reguler Dari Rumah Angkatan 77 UIN Walisongo Semarang.
Sebelum mengakhiri kegiatan pendampingan belajar, Vianisycha Amalia mengadakan mini games untuk anak-anak dampingannya. Ia memberi permainan tebak-tebakan seputar pertambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Anak yang duluan menjawab ia akan mendapatkan rewards berupa sebuah Cupcake dan alat tulis serta diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing terlebih dahulu.Â
"Semoga apa yang saya berikan untuk mereka dapat bermanfaat bagi kita semua. Saya berharap anak-anak tetangga saya ini dapat meningkat pemahamannya mengenai materi pelajaran Matematika, dan siap untuk melakukan kembali KBM secara tatap muka di sekolah". Kata Vianisycha Amalia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H