Mohon tunggu...
Nurul Ocktaviani
Nurul Ocktaviani Mohon Tunggu... -

I'm just ordinary Girl,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guruku Pahlawanku

8 Mei 2013   08:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:55 1877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Banyak orang sukses itu berawal dari belajar dan pendidikan. Guru merupakan salah satu peran utama dalam kesuksesan hidup kita. Hampir setiap orang mengenyam pendidikan formal yakni sekolah. Home schooling atau sekolah negeri atau sekolah swasta, itu semua diajarkan oleh Guru. Betapa mulianya pekerjaan sebagai guru.

Guruku aku bisa menulis karena engkau

Aku bisa membaca juga karena engkau

Aku bisa memahami arti kata juga karena engkau

Banyak yang aku bisa itu semua karena engkau

Tapi mengapa banyak orang yang tidak menghargai engkau setelah berhasil

Apabila tidak ada engkau, bagaiamana akau saat ini

Terimakasih atas jasa mu yang tidak pernah teputus

ouh guru ku....

Tapi sayangnya di Indonesia ini, guru itu masih kurang dihargai dengan baik dan pantas. Walaupun memang sudah ada sertifikasi, tetapi untuk mendapatkans sertifikasi ini persayaratannya sangat ribet sekali, terutama bagi guru yang sudah cukup tua. Karena kemajuan IT yang membuat mereka tidak dapat berbuat banyak. Dan pemerintah yang menuntut banyak kepada guru setelah guru mendapatkan sertifikasi.

Padahal sertifikasi ini layak didapatkan untuk guru. Karena kerja kerasnya mengajar siswa/siswi di sekolah dari berbagai kalangan dan sifat. Ada yang nakal alias tidak mau diatur oleh banyak peraturan yang dibuatkan oleh sekolah kepada murid; dan ada yang nurut pada peraturan serta mengumpulkan tugas dengan baik; dan ada pula yang males berangkat ke sekolah, karena berpikir lebih asik bermain game online atau nongkrong di warung; dan yang terakhir ada yang ingin sekolah tapi tidak diperbolehkan sekolah oleh orang tuanya, karena orantua murid tersebut berpikir, daripada sekolah lebih baik mengurusi hewan ternak seperti kambing yang dapat menghasilkan uang.

Hal tersebut benar-benar terjadi dalam dunia pendidikan. Maka dari itu kerja keras untuk menjadi seorang guru, terutama guru yang di perbatasan atau daerah terpencil dengan murid yang antusias dengan pendidikan tapi terdapat keterbatasan pada pendukung media pendidikan itu sendiri. Ini sangat disayangkan, karena perjuangan murid serta guru untuk datang ke sekolah itu sangat sulit. Tetapi pemerintah daerah yang kurang memerhatikan daerah terpencil. Dan yang menginginkan untuk kerja di perbatasan atau daerah terpencil sangat jarang sekali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun