Dalam antropolinguistik hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan suatu alat atau sarana sebagai tindakan bermasyarakat dan bagaimana bahasa bisa membentuk komunikasi. Bahasa sangat penting untuk sarana dalam kebudayaan karena jika tidak ada bahasa, kita tidak bisa mengidentifikasi sebuah kebudayaan dan melihat adanya atau tanda tanda kebudayaan di masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dapat disampaikan oleh bahasa sebagai jalur penerus kebudayaan terbagi atas tiga bagian kebudayaan yang saling berkaitan, kebudayaan ekspresi, kebudayaan tradisi, dan kebudayaan fisik.
Di Amerika yang melopori ilmu antropologi linguistic adalah Franz Boas, sedangkan di Eropa di pakai istilah etnolinguistik (Duranti,1997). Melalui pendekatan antropologi linguistic, kita mencermati apa yang dilakukan orang dengan bahasa dan ujaran-ujaran yang diproduksi;diam dan gesture dihubungkan dengan konteks pemunculannya (Duranti,2001:1). Malinowski (dalam Hymes, 1964:4) mengemukakan bahwa melalui etnolinguistik kita dapat menelusuri bagaimana bentuk-bentuk linguistic dipengaruhi oleh aspek budaya, social, mental, dan psikologis; apa hakekat sebenarnya dari bentuk dan makna serta bagaimana hubungan keduanya. Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi cenderung dipandang sebagai fungsi kontrol atau suatu tindakan untuk saling mempengaruhi partisipan dalam suatu pertuturan.
Contoh bahasa dalam kebudayaan pernikahan :
Tindak tutur wali nikah "Saya nikahkan dan saya kawinkan anda dengan anak perempuan saya (nama pengantian perempuan), dengan mahar (mahar/mas kawin) dibayar tunai."
hal ini bahasa mempunyai peran penting dalam ijab qabul atau pelaksanaan ritual pernikahan, bahasa juga memiliki nilai dan konsep religius yang mempengaruhi bagaimana pasangan memahami pernikahan tersebut.
Contoh bahasa dalam komunikasi dan hierarki sosial :
Menggunakan bahasa formal dan informal, pada suku jawa atau masyarakat jawa yang menggunakan bahasa budaya yang sopan, ramah, dan baik. Dari kebiasaan tersebut maka mereka terpengaruh mempunyai watak atau sifat dalam bahasa yang sopan, penggunaan bahasa tersebut sebagai alat komunikasi dan mempertahankan kebudayaan suku jawa tersebut.
Tujuan dari Antropolinguistik :