Sedikit berbagi cerita mengenai ketidakselarasan yang terjadi dalam hidupku.
Saat SMA, jurusanku IPA. Orangtuaku berekspektasi bahwa aku harus kuliah di bidang IPA, mulai dari Perawat, Bidan, hingga Dokter.
Jangan ditanya, akupun juga ingin menjadi Dokter saat itu, lebih spesifik lagi ingin menjadi Dokter spesialis penyakit dalam.
Tapi realitanya, jalan yang kupilih berbeda.
Saat memilih jurusan untuk mendaftar universitas, jurusan yang kupilih tidak jauh dari kata "Pemerintahan" dan "Hukum". Kalau kamu berpikir aku menyukai dunia seputar bidang tersebut, jawabannya "Not really".
Aku juga tidak tahu kenapa aku memilih jurusan-jurusan itu.
Bummmmmmmm!!!!!!! Akhirnya aku diterima di jurusan Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhshiyyah) dan akan melakukan sesi wawancara.
Sejujurnya, saat itu aku sama sekali tidak mengerti kemana arah jurusan yang kupilih ini. Malam hari sebelum wawancara kugunakan untuk membaca artikel seputar Hukum Keluarga Islam.
"Oooooo jadi aku bisa jadi pengacara jika kuliah di jurusan ini". Cukup menarik.
Sesi wawancara berjalan lancar, dan aku lolos seleksi wawancara.
Kehidupan semester pertama hingga semester tiga cukup berat bagiku. Aku yang bukan lulusan Pondok Pesantren cukup kewalahan menghadapi istilah-istilah Arabic, bahkan gagap membaca Arab gundul. Aku berproses menghadapi kesulitan-kesulitan itu.
Sampai akhirnya wisuda, pertanyaanku satu, "Nah sekarang mau kerja di mana?"