Mohon tunggu...
vian
vian Mohon Tunggu... Lainnya - nensky

Menulis tidak harus baik, yang penting bisa dibaca menjadi orang tidak harus sempurna, yang penting bermanfaat. Tapi kalo tulisannya bagus, berarti bonus

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cegah Psikomatis Saat Corona

28 April 2020   06:05 Diperbarui: 28 April 2020   06:27 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah sebulan lebih kita melakukan pekerjaan, belajar dan aktivitas di rumah demi mematuhi pemerintah, untuk memutus mata rantai virus corona atau COVID19 yang penyebarannya sangat cepat dan membahayakan. Maka dari itu kepanikan-kepanikan masyarakat mulai bermunculan supermarket-supermarket ramai dikerubungi pembeli, mereka berbondong-bondong membeli kebutuhan pokok untuk sehari-hari dan ditimbun. 

Masker medis sangat sulit dicari dipasaran, bahkan harganya melambung tinggi, lebih parahnya para oknum-oknum menimbun dan menjualnya lebih tinggi hingga para tenaga medis sebagai garda terdepan kesulitan mendapatkannya. Tak luput juga handsanitizer harganya juga tinggi dipasaran. Sekarang kita bisa bersyukur "Alhamdulillah.."  dan bernafas lega setelah pemerintah memerintahkan para masyarakat Indonesia untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, dan mengedukasi masyarakat untuk menggunakan masker kain untuk yang tidak sakit dan masker medis untuk yang sakit. 

Dengan itu perlahan-lahan masyarakat mulai beralih menggunakan masker kain dan juga sudah banyak yang menjual masker kain berbagai model dan bahan. Apalagi sudah banyak beredar di beberapa media cara membuat masker kain dengan mudah dan juga handsanitizer yang sudah diketahui bahan-bahannya dan cara membuatnya. Sekarang harga mungkin balas dendam kepada penimbun masker dan handsanitizer. Masker harganya sudah mulai normal kembali dan penimbunpun pasti kelimpungan, mungkin penimbun yang awal-awal bisa mendapatkan untung.

Apalagi, setelah dikeluarkan narapidana yang dikatakan demi memutus mata rantai virus menyebabkan beberapa pro kontra yang ada dimasyarakat. Mulai dari masyarakat yang resah karena kemunculan maling dan rampok yang mulai marak di daerah-daerah. Para warga yang malam harusnya tidak berkumpul, malah sekarang mereka tiap malam berkumpul demi menjaga keamanan di daerahnya.

Beberapa kondisi diatas tadi bisa menyebabkan kita terkena gangguan Psikomatis, apalagi kita bangsa Indonesia yang terbiasa apa-apa selalu dilakukan secara gotong royong, bersama-sama, berkumpul. Kini kita diminta menjaga jarak antara orang yang satu dengan yang lain. Serta dianjurkan untuk tidak berpergian. 

Menambah beban kita ya,, untuk di dalam rumah dan mungkin bisa mengalami kebosanan. Ini terkadang menyebabkan banyak dari kita yang tak sadar bahwa kita mengalami gangguan psikomatis bahkan dokter juga sulit untuk mengenalinya, karena gangguan ini sulit dilihatnya. Sulit dilihat melalui pemeriksaan fisik ataupun pemeriksaan penunjang (seperti usg, rontgen, ataupun tes darah).  Namun, gangguan ini menyebabkan permasalahan bagi penderita ataupun orang-orang yang berada dilingkungannya.

Psikomatis sendiri adalah gangguan fisik yang disebabkan oleh tekanan-tekanan emosional dan psikologis atau gangguan fisik yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan psikologis yang berlebihan dalam mereaksi gejala psikologis. Biasanya para penderita mengalami keluhan yang dianggap berasal dari organ-organ dalam tubuh. 

Biasanya banyak yang datang ke dokter untuk memeriksakannya namun tidak ada yang tau penyebab utama. Pasalnya, pikiran kita bisa menyebabkan tubuh kita mengalami gejala pada tubuh kita. Contohnya saja ketika kita "stress" atau memikirkan saat akan menghadapi Ujian Nasional pasti detak jantung kita berdebar, tubuh berkeringat, mulut kering bahkan bisa haus ataupun diare. 

Memang setiap orang memiliki gejala yang berbeda-beda. Gejala ini timbul karenanya meningkatkan impuls saraf dari otak ke sistem saraf perifer(bagian tubuh). 

Bisa juga saat ini kita marah ataupun emosi juga bisa membuat tensi tinggi, dan yang paling ditakutkan saat-saat ini pada wabah virus corona ini ketakutan atau kecemasan bisa menyebabkan kekebalan atau sistem imun kita menurun. Apalagi saat banyak munculnya informasi-informasi yang disebarkan di Whatsapp Group(WAG) yang belum tentu kebenarannya. Yang justru dapat memperparah keadaan. Tapi keterkaitan ini semua belum dipahami secara pasti.

Setelah mengetahui beberapa keterangan diatas, ada beberapa cara untuk kita agar tidak terkena gangguan psikomatis. Agar kita bisa selalu berpikir positif, konsumsi makanan yang sehat, kelola pikiran kita dengan baik, olahraga yang rutin, mencari aktivitas yang positif dan istirahat yang cukup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun