Di gubuk reot mereka tinggal,seorang pria bernama Ray bersama permaisurinya Dewi yang ada di sana dengan beberapa tetangga.Penuh kebahagiaan…. keharmonisan, keceriaan,canda tawa selalu menghiasi hari hari mereka, saling mengerti dan memahami yang selalu menjadi pondasi.
Mereka bermata pencaharian sebagai petani.kebun datanglah suatu hari yang menguji kesetian cinta mereka berdua. Pagi pagi sekali Ray meninggalkan Dewi ke sawah,melihat sang istri dengan tertidur lelap, tak tega Ray membangunkannya.
Di dapati Ray tak ada di samping,segeralah Dewi memasak untuk Ray.
“aaah kanda pasti sudah berangkat ke sawah,aku harus segera mungkin mengirim sarapan untuk kanda” sesampainya di sawah terlihat Ray mengayunkan cangkulnya.
“kanda Ray………sarapan dulu kanda”sapa Dewi
“ya dinda tunggu sebentar”saut Ray.bersamaan itu,seekor ular kobra menghampiri Dewi.terlihat jelas oleh Ray kobra itu mau mematuk Dewi.
“dinda……. Awas di samping dinda ada ular!”
“aaaah……. kanda,makan dulu baru bercanda” bantah Dewi, karena memang mereka selalu bercanda, maka Dewi pun menganggap hal itu sebagai bercanda.
“a….a…,kanda tolong” ular itu mematuk bagian belakang kaki Dewi
“dinda….,dinda tidak apa apa?”Tanya Ray
“kakiku mati rasa kanda”jawab Dewi