(NB: ada beberapa hal yang dianggap offensive)
Tahukah kamu? Hitam dan putih bukanlah warna.
Keduanya adalah gradasi tergelap dan terterang dari semua warna.
***
“Briam! Kamu serius mau pergi ke Afrika???! Membuang semua prestasi disini buat hal-hal yang setidak pasti itu??! Apa itu tidak masuk akal??!“ histeris Cheta, pacarku, ketika kuberitahu rencanaku.
Tidak masuk akal? Ya, semuanya memang tidak masuk akal. Tapi inilah saatnya diriku bangkit dan menerjang hidup, bukankah begitu?
Dari dulu, hidup seperti inilah yang kuidamkan. Dan ketika diriku sungguh telah menjadi seorang dokter kandungan di sebuah rumah sakit ternama dengan gaji luar biasa, ternyata semua ini terasa terlalu artifisial dan tak berarti.
Dan entah bagaimana, ketika duduk merenung, menghadap pantai, terhembus angin sejuk, semua mimpi-mimpi naif masa kecilku muncul kembali. Aku ingin jadi seorang dokter yang melayani segenap hati dan jiwa sekalipun tak dibayar dan membuat jutaan wajah tersenyum yang membuat hatiku ikut bahagia. Titik. Hanya itu. Sesederhana itu.
Dan sekarang, setelah semua `omong kosong´ yang telah kuraih, aku siap meraih mimpi naifku, tak peduli bila diriku harus mulai dari sebuah titik kecil lagi. Seperti kata orang, tak ada mimpi yang boleh disia-siakan, bukankah begitu?
“Ini semua memang ga masuk akal,“ akuku lugas, meraih kedua tangannya, berusaha meyakinkannya. “tapi disana tenagaku lebih dibutuhkan.“
Cheta memelas menatapku seperti ibuku saat diriku meminta restu kedua orangtuaku, memohon dalam diam. “Kamu udah menyumbang banyak kesana, kurasa itu sudah lebih dari cukup. Dan lagipula, kenapa harus Afrika?? Kenapa harus di Sierra Leone?? Disini juga masih banyak yang butuh kamu.“