Menang-menang akan berhasil apabila kita dan oranglain berusaha bersama, setuju, mencapai kesepakatan bersama, bukan menjatuhkan atau memberatkan salah satu pihak. Kita harus menulis ulang naskah hidup kita utuk bisa berpikir MENANG-MENANG menjauhi MENANG-KALAH, atau KALAH-MENANG.Â
Sebagai contoh dimasa pandemi ini kita sering dirumah oleh karena itu diperlukannya kerja sama dalam membersihkan rumah. Adik menginginkan tugasnya hanya menyapu saja dan tidak mencuci piring, sedangkan kakak juga ingin mengepel saja namun tidak mencuci piring. Agar terjadi menang-menang maka dibagi pagi hari yang mencuci piring adik dan malam hari yang mencuci piring kakak dengan kesepakatan bersama.
Kebiasaan kelima "BERUSAHALAH UNTUK MENGERTI TERLEBIH DAHULU, BARU DIMENGERTI". Terkait bagaimana cara kita untuk berelasi dengan orang lain secara efektif akan membentuk kepribadian yang matang.Â
Adapun kerangka acuan diri kita sendiri biasanya mengabaikan, berpura-pura, secara selektif, penuh perhatian, sedangkan acuan yang orang kita dengar adalah butuhnya rasa empatik.Â
Kita biasanya cenderung menyaring apa saja yang kita dengarkan melalui saringan masa lalu kita seperti menasihati, menyelidiki pernyataan dari kacamata kita, menafsirkan (menebak dan menjelaskan perilaku berdasarkan pengalaman kita), dan menilai.Â
Hal tersebut merupakan respon otobiografik, respon ini bisa menjadi efektif apabila sifatnya komunikasi lugas tanpa emosi, orang lain meminta bantuan, namun akan menjadi tidak efektif apabila sifat komunikasi emosional, Cuma ingin didengar, orang lain ingin menjelajahi perasaanya tanpa terancam. Hal tersebut juga dipengaruhi nada suara yang kita gunakan sebesar 40%, kata-kata yang kita gunakan 7%, dan bahasa tubuh tanpa kita sadari berperan 53%.
Mendengarkan secara empatik yakni, apabila kita tidak yakin kita mengerti, memahami, memiliki komponen emosional yang kuat (ikut merasakan apa yang sedang dirasakan), menganggap permasalahannya penting.
Maka dari itu sebaikanya kita berespon empatik agar orang yang kita dengarkan merasa nyaman. Respon empatik seperti mengulangi kata demi kata, refleksi isi, refleksi perasaan, refleksi isi dan perasaan, tahu kapan untuk tidak merefleksikan apapun.
Kebiasaan keenam "BERSINERGILAH". Sinergi adalah memanfaatkan perbedaan buka mentolerir perbedaan, kerja sama bukan bekerja mandiri, keterbukaan pikiran bukan berpikir saya selalu benar, menemukan cara baru yang lebih baik bukannya kompromi dengan yang sudah ada.Â
Model sinergi ini apabila masalah atau peluang muncul, lihat pada kebiasaan 4,5,6 yang sudah kita lakukan barulah kita melihat alternatif kebiasaan ke 3 dan munculah hasil sinergi kita. Mewujudkan sinergi adalah puncak keberhasilan dari semua kebiasaan.Â
Saat kita mulai bersinergi maka kita akan dapat bertoleransi, menerima, menghargai bahkan merayakan suatu perbedaan. Hal tersebut dinamakan kemenangan publik yang berarti keberhasilan dalam interaksi yang efektif yang memberikan manfaat bagi semua pihak.