Hei kenangan! Diam lah sejenak
Aku ingin bicara dengan sang harapan
Umbar keanggunan dalam kepiluan. Jahanam!
Kau telan citra ini dengan selimut-selimut indahmu
Menginjak perkasa, tapi kenapa sekarang?
Gegana sudah lewat, musim telah berganti. Diam atau enyahlah!
Kau dan saudara-saudaramu, kalian jagoan kesiangan
Aku tidak mau dengar. Lalalalala... Dadidudadidu...
“Untuk segala anjak kamu harus injak dahulu, kawanku”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!