Mohon tunggu...
Via Ari Melani
Via Ari Melani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Selama ini saya ingin membahagiakan kedua orangtua saya, ingin menghajikan mereka,,,Amin

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kapan Media Massa Bertindak layaknya Media Massa yang Ideal?

31 Desember 2012   08:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:45 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah bukan menjadi rahasia yang perlu ditutup-tutupi lagibahwa media kita saat ini jauh dari kode etik bermedia. Entah itu media cetak, elektronik, dll. Kenapa bisa demikian??? Hal ini tentu menjadi kegelisahan bagi para calon jurnalis maupunbagi orang yang akan kerja di media karena setiap harinya sudah dicekoki dengan hal-hal yang dirasa sangat jauh dari media yang ideal. Mau tidak mau harus menerima kenyataan sepahit ini ketika para pemilik modal sudah berorientasi pada keuangan semata tanpa mempertimbangan masa depan generasi penerus bangsa. Yang mereka pikirkan uang, uang, dan uang tanpa memperdulikan nasib bangsa jangka waktu yang panjang. Dengan alasan menjual program-program yang diminati masyarakat.

Masyarakat zaman sekarang seakan-akan sudah terikat dengan sistim yang ada. Zaman modern saat ini bukan manusia yang mengatur sistim tetapi sistimlah yang mengatur manusia untuk menjalani kehidupan ini. Seperti yang telah dikemukakan oleh dosen saya, bahwa masyarakat sekarang ini jadwal kehidupannya sudah diatur oleh televisi. Misalnya : Seorang ibu memasak dengan tergesa-gesa yang bertujuan agar sayurnya cepat matang supaya bisa menonton sinetron kesayangannya. Nah dari segelumit contoh itu kita dapat mengetahui bahwa benar secara tidak sadar kita sudah dikuasai oleh media, dalam bentuk apapun.Tentu sudah banyak keinginan-keinginan dan cita-cita yang adi luhung oleh banyak orang yang mengamati media saat ini. Lagi, lagi, dan lagi terbentur oleh kepentingan-kepentingan pembesar media terutama para penanam modal, yang cenderung tidak tahu menahu soal bermedia yang mereka tahu hanya rating, rating, dan rating, dan lebih parahnya jika tidak mencapai rating marah-marah kepada karyawannya

Kekeliruan yang abadi yang telah menjadi kebiasaan para penanam modal media tentu dinanti perubahan bersifat materialistis itu hilang, tidak bisa dipungkiri juga bahwa pilar penyangga pers ada tiga yaitu profesionalisme, idelisme, dan komesialisme. Nah yang sulit dan sering dilalaikan oleh media itu itu adalah aspek profesionalisme dan idealisme. Mereka lebih mengedepankan aspek komersialisme ketimbang profesionalisme dan idealisme. Hal tersebut menjadikan kualitas para pekerja media maupun masyarakat sering dibodohi dengan kondisi pasar yang menuntut akan permintaan pasar yang tinggi. Entah permintaan itu datangnya dari masyarakat itu sendiri atau memang dari para pemilik modal yang ingin menjerumuskan bangsa ini jauh dari media yang sebenarnya.

Bisa dipercaya atau tidak, di era modern yang menggila ini telah banyak korban yang dipengaruhi oleh media massa yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang ditontonkan oleh sebagian besar media massa telah banyak memengaruhi kehidupan masyarakat secara luas dan hal ini mengakibatkan kurang tersaringnya informasi kepada masyarakat karena semua informasi dapat didapatkan melalui media massa terutama televisi dan internet. Dua media massa ini memiliki keunggulan yang sungguh luar biasa jika dibandingkan media lainnya. Media tersebut memiliki keunggulan audio dan visual sehinnga para penikmat media lebih cenderung menggunakan media massa tersebut. Lebih-lebih adegan yang ditampilkan langsung bisa ditonton kapan dan di manapun tanpa adanya gangguan tetapi tentu terdapat kekurangannya.

Sebagai pengelola media massa yang bijak, tentu hal ini menjadi pusat perhatian yang harus diprioritaskan meskipun para pemilik modal sebagian besar hanya tahunya untung dan untung. Di negara Indonesia ini dalam kaitannya dengan media massa telah didominasi oleh media massa barat, boleh dikatakan kita ini sebagai pengikut budaya barat. Semua tingkah laku dunia akhirat seakan-akan telah dituntun oleh barat yang belum tentu baik ke depannya nanti untuk bangsa Indonesia tercinta ini. Oleh sebab itu, sebagai generasi penerus bangsa Indonesia yang peduli dengan kelangsungan hidup bangsa ini serta menginginkan adanya perubahan paling tidak dalam aspek idealis dalam mengemas media massa secara baik. Suatu saat nanti jika negara ini memang benar-benar berupaya untuk berubah demi kebaikan pasti ada jalan untuk Indonesia yang lebih baik.

Salam sukses untuk para pejuang media massa di Indonesia...Berubahlah cara berpikir kita untuk wujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun