Mohon tunggu...
Silviana Letek Beda
Silviana Letek Beda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa PPG calon Guru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ritual Bau Lolon Masyarakat Lamaholot Sebagai Wujud Membangun Hubungan dengan Tuhan

1 November 2024   19:30 Diperbarui: 1 November 2024   20:14 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kearifan lokal menurut Yudie Apriyanto adalah berbagai nilai yang diciptakan, dikembangkan dan dipertahankan oleh masyarakat  yang menjadi pedoman hidup mereka. Salah satu tradisi lokal yang ada di Nusa tengara Timur khususnya Flores Timur  suku lamaholot adalah ritual Bau Lolon. Bau Lolon sendiri berasal dari dua kata yaitu, Bau dan Lolon. Kata Bau dalam bahasa suku Lamaholot berarti tuang menuang, menumpahkan. Sedangkan Lolon berarti diatas permukaan., bagian atas. Ritual Bau LoLon biasanya dilakukan ketika ada upacara adat dengan cara menuangkan atau menumpahkan tuak yang ada didalam Neak (Tempurung kelapa), ke atas pemukaan tanah atau air teriring dengan doa yang dituturkan oleh  kepala adat  atau orang yang berpengaruh dalam sebuah suku.

Ritual Bau Lolon

Tradisi Bau Lolon dipakai dalam ritus adat dan menjadi pusat seluruh upacara adat masyarakat Adonara. Ritual ini dilakukan oleh kepala suku atau orang yang berpengaruh besar dalam suku atau kampung. Dalam proses ritual tersebut orang yang melakukan ritual menuangkan Tuak Kelapa dari dalam Nawin ( Batang Bambu berukuran 1 ruas) ke dalam Neak (Gelas yang terbuat dari tempurung kelapa) sebelum menuangkan atau meneteskan Tuak keatas tanah orang yang melakukan ritual harus mengungkapkan Koda (tuturan ritual) untuk memohon bantuan dan pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan para leluhur, kemudian  tuak kelapa dituangkan diatas tanah barulah masyakat boleh melakukan upacara adat.

Ritual Bau Lolon sebagai Wujud Penghormatan kepada Tuhan

Ritual Bau Lolon dalam pelaksanaannya diiringi dengan Koda, semacam doa dalam bahasa daerah sebagai bentuk komunikasi dengan wujud tertinggi yang disebut " Rera Wulan Tanah Ekan" (Tuhan Langit dan Bumi). Makna terdalam dari upacara Bau Lolon terlihat dari simbolis dalam upacara tersebut, yakni :

  • Tindakan menumpahkan air tuak ketanah mengandung makna bahwa tuak berasal dan bertumbuh pada tanah. Tanah dihayati oleh masyarakat suku lamaholot sebagai sumber kehidupan dan asal kehidupan. Tanah itu sendiri dihayati sebagai  Ina tanah Ekan (Allah-Ibu).
  • Ritual menumpahkan tuak diatas tanah sebagai bentuk memberi makan dan minum terlebih dahulu kepada Tuhan dan leluhur "Lera wulan tanah ekan, Ina ama remaperogen, ge molo menu molo"yang artinya '"Tuhan langit dan Bumi, Roh leluhur, silahkan makan terlebih dahulu dan minum terlebih dahulu). Sebagai bentuk penghormatan setinggi-tingginya kepada Tuhan. Bau lolon merupakan persembahan manusia yang ditujukan kepada wujud tertinggi untuk mencicipi terlebih dahulu persembahan masyarakat sebelum melakukan ritual upacara adat.
  • Koda berarti ucapan doa, ucapan yang lahir dari adanya suatu kekuatan magis-adikodrati yang melatarbelakangi perkataan tersebut. Kekuatan yang belatarbelakangi tersebut dipercayai sebagai kekuatan sang Koda Puken (sang pemberi sabda, firman) yaitu Allah Rera Wulan Tanah Ekan.
  • Bau Lolon merupakan tindakan masyarakat sebagai bentuk sederhana yang direalisasikan sebagai masyarakat tradisional untuk menunjukan jati diri masyarakat dihadapan wujud tertinggi rera wulan tanah ekan. Masyarakat percaya bahwa Tuhan memberikan semua kehidupan yang baik untuk dinikmati, dijaga dan dipelihara untuk kelangsungan hidup. Masyarakat suku lamaholot percaya bahwa Tuhan yang ada diatas tahta yang tinggi memberikan dan mencurahkan berkat kepada manusia serta Allah yang berkuasa atas bumi memberikan rakhmat berlimpah (Teti nabe sera sorong lali nabe neten nein), wujud tertinggi dalam keperayaan masyarakat Adonara merupakan sumber keselamatan yang membantu manusia untuk mempunyai tujuan hidup yang baik dan terlepas dari kesengsaraan. Hal ini terungkap dalam Koda (Doa) yang dibawahkan dalam ritual Bau Lolon, seperti sikap menyembah (onga Arep), memohon (Leta Neten), dan bersyukur (Puji Plewan) terarah pada pencapaian tujuan yakni keselamatan, kesejahteraan, kebahagian bagi jiwa-raga manusia.

      Ritual Bau Lolon membangun Hubungan dengan Sesama

            Selain membangung hubungan dengan Tuhan, ritual Bau Lolon juga sangat menekannkan pentingnya kerja sama antara warga dalam upacara adat. Persiapan yang dilakukan dalam acara Ritual juga membutuhkan kerja sama dan harus dilakukan dan disaksikan oleh masyarakat. Misalnya Bau Lolon dalam acara pembuatan rumah adat, maka perlu untuk semua masyarakat ambil bagian dalam upacara Bau Lolon dan dilanjutkan untuk pembuatan rumah adat. Dalam prosesnya membutuhkan kerjasama, gotong royong dan setelah proses pembuatan selesai perlu adanya Bua lango adat yakni makan bersama seluruh lapisan masyarakat. Yang mana dalam acara adat ada terdapat tarian daerah sole oha yang memupuk rasa kesatuan dan persuadaraan.

Ritual Bau Lolon Membangun Hubungan dengan Alam

            Pada proses ritual Bau Lolon menggunakan alat dan baham dari hasil alam seperti Nawin terbuat dari batang bambu yang berukuran satu ruang yang diambil dari bambu terbaik kemudian dibakar untuk memperkuat dan tahan lama. Selain itu ada Neak yang terbuat dari tempurung kelapa yang dibuat sedemikian rupa dan mengandung nilai seni. Selain itu tuak menjadi bahan utama yang disadap atau diambil dari kelapa dan pohon lontar yang merupakan salah satu mata pencarian masyarakat desa. Selain itu proses Bau Lolon merupakan proses menuangkan tuak ke tanah sebagai sumber kehidupan yang mampu menumbuhkan segala jenis tanaman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat adonara.

Sumber Rujukan

Bebe, Michael Boro. 2014. Bau Lolon Ritus Central Budaya Lamaholot. Larantuka : STP Reinha Rosari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun