Mohon tunggu...
vhalespi
vhalespi Mohon Tunggu... Wiraswasta - penulis dan wiraswasta

penulis, hobi membaca, menulis dan sejumlah hobi di banyak minat dan bidang lainnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Irene Joliot-Curie, putri Marie Curie yang Turut Menerima Nobel

4 Mei 2023   17:00 Diperbarui: 4 Mei 2023   18:11 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: wikimedia.org

Irne Joliot-Curie

Irne Joliot-Curie (12 September 1897 -- 17 Maret 1956) adalah putri Marie dan Pierre Curie yang mengikuti profesi orang tuanya menjadi ahli kimia dan fisika serta terlibat dalam politik. Sejak kecil dia berbakat dalam matematika dan belajar belajar di sekolah menengah di Paris lalu melanjutkan ke Fakultas Sains Universitas Sorbonne tahun 1914 tapi berhenti sebentar karena Perang Dunia I dan membantu ibunya menjadi petugas medis merawat prajurit Prancis yang terluka.

Selama perang, Irne belajar keperawatan dan menjadi radiografer di lapangan kemudian mengajari para dokter menggunakan radiologi untuk menemukan peluru dalam tubuh korban. Setelah perang usai dia menyelesaikan kuliahnya yang tertunda dan meraih gelar sarjana matematika dan fisika tahun 1918. Dia mengajar radiologi di Institut Radium milik ibunya serta meraih gelar doktor tahun 1925.

Di tahun 1924, Irne mengajarkan teknik laboratorium pada insinyur kimia bernama Frdric Joliot yang menjadi suaminya. Empat tahun kemudian mereka bersama-sama meneliti inti atom. 

Tahun 1934 pasangan ini membuat penemuan radioaktivitas buatan yang mengubah sebuah unsur menjadi unsur lain seperti nitrogen radioaktif dari unsur boron, silikon dari magnesium dan isotop radioaktif fosfor dari aluminium. Hal itu membuat mereka menjadi suami-istri kedua sebagai penerima Nobel tahun 1935 setelah pasangan Curie.

Pasangan Joliot-Curie juga terlibat politik antara lain dengan menentang fasisme dan Irne ditunjuk menjadi Wakil Menteri Luar Negeri untuk Riset Ilmiah Prancis, menjadi direktur Institut Radium (Institut Curie), menjadi anggota gerakan feminis, mempromosikan pendidikan perempuan dan menjadi anggota Komite Nasional Persatuan Wanita Prancis (Comit National de l'Union des Femmes Franaises). Bersama Frdric, keduanya memiliki putri, Hlne Langevin-Joliot, yang menjadi fisikawan nuklir dan putra, Pierre Joliot, yang menjadi ahli biokimia. Dia memiliki adik perempuan, ve, yang menjadi jurnalis dan pianis.

Irne wafat tahun 1956 setelah bertahun-tahun terpapar radiasi yang menyebabkan penyakit leukimia dan dirawat dengan antibiotik tapi kondisinya terus memburuk. Frdric wafat dua tahun kemudian karena sebab yang sama seperti istrinya. Selain Nobel, mereka juga menerima Barnard Gold Medal for Meritorious Service to Science tahun 1940 dan Lgion d'honneur dari pemerintah Prancis tahun 1946.

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Irne_Joliot-Curie

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun