Mohon tunggu...
Veza azteria
Veza azteria Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hanya seorang yang haus Ilmu dan tertarik dengan Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perlunya Penerapan Teknologi Tepat Guna Pengolahan Sampah dan Air Bersih untuk Pencegahan Penyakit pada Balita

13 September 2024   10:30 Diperbarui: 13 September 2024   10:43 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Masalah lingkungan juga menjadi target kesepakatan dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Beberapa target SDGs yang terkait dengan masalah lingkungan antara lain tertuang dalam tujuan 6 SDGs yaitu menjamin ketersediaan dan manajemen air serta sanitasi secara berkelanjutan. 2,6 miliar orang di dunia tidak memiliki sanitasi yang memadai dan sanitasi yang buruk turut menyumbang sekitar 10% dari beban penyakit global, yang sebagian besar menyebabkan penyakit diare. Hampir setengah dari populasi perkotaan di Afrika, Asia, dan Amerika Latin menderita penyakit yang berhubungan dengan sanitasi, kebersihan, dan air yang buruk. 

Dimasa lalu, lembaga pemerintah biasanya membangun infrastruktur sanitasi, namun para profesional sanitasi kini berkonsentrasi untuk membantu masyarakat meningkatkan sanitasi mereka dan mengubah perilaku mereka. Indonesia saat ini masih mengalami tantangan yang sangat besar yang berkaitan dengan pembangunan kesehatan, khususnya masalah air, sanitasi dan higiene. Berbagai penyakit berbasis lingkungan berkaitan erat dengan kualitas air, sanitasi dan higiene. 

Salah satu tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024 termasuk target 90% sanitasi layak, dimana didalamnya termasuk akses sanitasi aman dan akses air minum yang aman. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan salah satu program pemberdayaan digunakan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. Indikator outcome STBM adalah menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku. Salah dua indikator output STBM adalah Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga dan setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar. 

Ketersediaan air minum dan sanitasi yang layak dan aman dapat mengurangi tingginya angka kematian pada bayi dan balita, sehingga mengakibatkan tersebarnya penyakit menular berbasis lingkungan seperti diare, disentri, kolera, hepatitis, penyakit kulit dan lain-lain . Air bersih yang baik dan aman digunakan dalam aktivitas sehari-hari adalah air bersih yang memenuhi syarat kesehatan. Demikian juga dengan tempat sampah yang terbuka akan menimbulkan bau tidak sedap sehingga mengundang lalat datang ke tempat sampah. Pengolahan sampah dapat meminimalisir penumpukan sampah yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya vektor penyebab diare.

Studi kasus pengabdian masyarakat yang dilakukan mengangkat beberap isu prioritas permasalahan diantaranya melibatkan keilmuan kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan dan keilmuan keperawatan dengan tujuan untuk peningkatan pengetahuan dan mencapai kemadirian kesehatan ibu-ibu di Posyandu Mawar II Tegal Alur :

1. Rendahnya pengetahuan ibu-ibu terkait dengan penyakit infeksi pada balita dan apa yang dimaksud water borme dieses. Hal ini terjadi karena kurangnya informasi dan edukasi yang diterima oleh ibu-ibu
2. Rendahnya pengetahuan ibu-ibu dalam melaksanakan asuhan keperawatan penyakit infeksi pada balita. Hal ini terjadi karena kurangnya informasi dan edukasi yang diterima oleh ibu-ibu
3. Belum adanya kemampuan dan keterampilan dari ibu-ibu untuk melakukan pengolahan sampah dalam tingkat rumah tangga, karena masyarakat masih membuang langsung sampah dihasilkan tanpa melakukan pengolahan baik dengan pemilahan sampah atau pemanfaatan sampah dengan komposting. Hal ini terjadi karena ibu-ibu belum pernah mendapatkan pelatihan dan pendampingan dalam melakukan pengolahan sampah dalam skala rumah tangga.
4. Belum adanya kemampuan dan keterampilan dari ibu-ibu untuk melakukan pengolahan air bersih sehingga ibu-ibu harus membeli air bersih apabila kondisi air yang ada kotor. Hal ini terjadi karena ibu-ibu belum pernah mendapatkan pelatihan dan pendampingan dalam melakukan pengolahan air bersih sederhana untuk rumah tangga, terutama metode penjernihan dan disinfeksi air bersih
5. Belum pernah dilakukan pemeriksaan kualitas air bersih yang digunakan oleh masyarakat sehingga tidak diketahui apakah air bersih memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan baik secara fisik, kimia dan biologi. Hal ini terjadi karena ibu-ibu tidak paham mengenai pentingnya mengetahui atau memeriksa kualitas air bersih yang ada serta dampak dari kualitas air yang tercemar terhadap kesehatan.

Dengan adanya pengabdian masyarakat ini dan berkolaborasi dengan mitra setempat maka harapan yang diharapkan adalah:

1. Pengembangan media promosi kesehatan untuk kegiatan edukasi dengan topik penyakit infeksi
pada balita, water borme dieses, serta asuhan keperawatan penyakit infeksi pada balita. Media promosi kesehatan yang digunakan antara lain :
a. Vidio animasi mengenai penyakit infeksi dan water borme dieses
b. Pembuatan poster untuk edukasi mengenai water borme dieses dan penyakit infeksi pada balita
c. Pembuatan leaflet untuk edukasi mengenai asuhan keperawatan penyakit infeksi pada balita
Kegunaan : sebagai media promosi untuk membantu penyampaian materi kepada masyarakat serta membuat tampilan edukasi lebih menarik secara visual dan lebih mudah untuk dipahami oleh ibu- ibu.

2. Pengukuran kualitas air bersih yang dimiliki oleh masyarakat mengunakan alat pengukuran sanitarian kit yang akan dipinjam dari Laboratorium Kesehatan Lingkungan Universitas Esa Unggul, dimana akan dilakukan demo pengukuran 10 sampel air bersih masyarakat untuk mengukur kualitas fisik, kimia dan biologi.
Kegunaan : membuat masyarakat paham bagaimana gambaran kualitas air bersih yang mereka miliki sehingga jika kualitas air bersih meraka tidak memenuhi syarat maka dapat dilakukan penyaringan air bersih


3. pelatihan pengolahan sampah dengan teknologi tepat guna (TTG) dengan pemilahan sampah. Tim akan menyediakan alat dan bahan yang digunakan untuk praktek pemilahan sampah. Kegunaan : masyarakat dapat menerapkan pengolahan sampah di rumah tangga dengan memilah sampah berdasarkan jenisnya yaitu sampah organik dan sampah anorganik


4. pelatihan pengolahan sampah dengan teknologi tepat guna (TTG) dengan komposting. Tim akan menyediakan alat dan bahan yang digunakan untuk praktek pengolahan sampah dengan pembuatan kompos dengan metode komposting dengan EM4
Kegunaan : masyarakat dapat menerapkan pengolahan sampah di rumah tangga dengan membuat kompos secara mandiri untuk dapat digunakan sebagai penyubur tanaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun