Mohon tunggu...
Vevi Supriyanti
Vevi Supriyanti Mohon Tunggu... pelajar -

smile.. :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teringat “Omelan” Guruku

7 April 2012   07:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:56 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menjadi seorang guru menurut saya bukanlah hal yang mudah, untuk menjadi seorang guru harus mempunyai kepribadian yang ceria dan juga ketekunan dan kesabaran  menjadi salah satu kunci utama. ketika saya masih duduk di bangku smp, saya mempunyai teman-teman yang baik dan cerewet pokoknya gak bias diem dan sedikit jail orangnya. Kami sering berangkat dan pulang sekolah bareng.

Saya juga mempunyai guru yang baik dan menyenangkan, dia sangat ramah dan yang paling penting waktu belajar dengannya tidak membosankan. Pernah belajar dengannya adalah hal yang tak pernah ku lupakan. Pokoknya belajar dengan dia itu sangat menyenangkan, pelajaran yang sulit pun dapat saya kerjakan.

Pada hari itu saya dan teman-teman berangkat sekolah bersama-sama walaupun kita gak sekelas, dan ketika pulang sekolah pun kami pulang bersama, waktu itu kita buru-buru pulang karena takut gak kebagian tempat duduk di angkot sampai lari-lari. Akhirnya kita pun mendapatkan tempat duduk yang lumayan luas. Kami senang walaupun sangat melelahkan canda tawa pun mengurangi rasa lelah kami, ketika saya melihat ke belakang,  teman-teman yang lain disuruh masuk lagi sama satpam yang menjaga pintu gerbang, ternyata belum waktunya pulang, perasaan saya pun mulai tidak enak, tapi yah mau gimana lagi sudah terlanjur. Kami semua pun pulang kerumah masing-masing

Keesokan harinya saya berangkat sekolah seperti biasa dan ketika pelajaran dimulai entah kenapa guru yang selama ini menyenangkan dan ramah itu langsung memanggil nama-nama siswa tertentu, Ooh.. ternyata nama saya disebut, saya kira siswa/siswi yang nilai ulangannya bagus, eh ternyata semua itu siswa yang kemarin pulang waktu pelajaran belum selesai, tanpa basa-basi kami pun disuruh ke lapangan dan kami pun kena “omelannya” lalu telinga kami semua pun dijewer , malu deh kalau inget itu semua, di sana kan banyak orang, mendadak jadi pusat perhatian deh…

Semua yang dilakukan olehnya memang benar , bagiku dia tetap guru yang istimewa.. ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun