Mohon tunggu...
Vethria Rahmi
Vethria Rahmi Mohon Tunggu... Penulis - Pranata Humas Ahli Muda Kanwil Kemenag Riau

Thalabul Ilmi yang tak berhenti belajar

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Sehat Tak Harus Mahal, Rasakan Manfaat Dahsyat Bersepeda saat Berpuasa!

10 Mei 2020   10:18 Diperbarui: 13 Mei 2020   13:32 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar kata sepeda, apa yang terlintas di benak sahabat kompasiana? Sepeda santai, olahraga atau sepeda gunung yang full pengalaman? Apapun itu, bersepeda bagiku sudah seperti kebutuhan pokok. Sejak sepeda ini muncul pertama kali pada abad ke-19 di Eropa sebagai alat transportasi. 

Hingga detik ini sepeda sudah menjadi kebutuhan berolahraga bagi banyak orang, termasuk bagiku. Dalam Event Samber 2020 hari 14 aku berkisah tentang Esai Foto: Aktif Berolahraga Meski Sedang puasa, mempertahankan atau meningkatkan aktivitas fisik adalah hal penting di saat wabah yang masih belum mereda.

Masih bersisa lebih kurang lima belas hari lagi kedepan ibadah istimewa ini akan jalani. Kita tetap dapat beraktivitas fisik dengan mengurangi durasi berolahraga yang lebih singkat dari biasanya. Bila biasanya aku berolah raga 60 menit, sekarang paling lama cukup 30 menit saja.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Kebutuhan nutrisi dan olahraga menjadi keharusan yang tak bisa diremehkan lagi. Ketika puasa, pola makan yang baik  akan memicu tubuh untuk beradaptasi terhadap perubahan asupan makanan. Berkurangnya asupan makanan ke dalam tubuh akan memicu beberapa perubahan pada metabolisme tubuh. Maka memilih jenis olahraga yang lebih ringan agar tidak terlalu menguras energi, seperti jogging kecil, yoga, bersepeda, dan berenang hal keren yang bisa kita lakukan selama berpuasa.


Jika kita berpikir bila aktivitas satu ini akan membuat tubuh mudah lelah, Jelas ini mitos. Sebab, puasa bukanlah halangan untuk tetap menjaga kebugaran tubuh. Hanya saja, yang perlu kita catat adalah tidak semua olahraga bisa dilakukan saat puasa begini. Tetap perlu memperhatikan waktu maupun intensitas melakukannya. Alih-alih menjaga kebugaran tubuh, yang terjadi malah dehidrasi atau malah kondisi tubuh malah ngedrop berat.


Waktu terbaik untuk melakukan olahraga saat puasa sebetulnya tergantung dari kemampuan individu masing masing. Selama kita yakin dalam kondisi fit dan tidak lemas olahraga sah-sah saja dilakukan kapanpun. Namun idealnya, kita bisa melakukan olahraga pada waktu tertentu seperti berolahraga sebelum sahur, berolahraga sesaat sebelum berbuka puasa, ataupun berolahraga selepas buka puasa.
Jika kita merasa sangat butuh bersepeda, atau harus jogging keluar. 

Ada baiknya menerapkan anjuran pihak kesehatan untuk menggunakan masker sebagai APD melindungi diri kita sendiri sekaligus agar tidak menginfeksi ke orang lain. Apalagi bila di telisik lebih dalam ada banyak manfaat juga berolahraga sepeda masa pandemi ini.

Selain menjaga kesehatan jantung, bersepeda sangat dianjurkan untuk orang-orang yang ingin menjaga tubuh akibat PSBB. Pada akhirnya dapat menjaga hormon di otak seperti endorphin dan dopamine yang membuat mood jauh lebih stabil.

Yang jelas sebelum bersepeda keluar rumah, kita sebaiknya memastikan kondisi tubuh dalam keadaan fit. Imbauan physical distancing juga harus tetap dijaga. Makanya solo ride bagiku tetap menjadi pilihan.

Dulu sewaktu masih sekolah dasar pemahamanku tentang sepeda hanya sekadar untuk alat transportasi. Sekadar suka. Sekadar having  fun. Sedikit mulai cerdas memaknai transportasi klasik ini manakala aku merasakan manfaat luarbiasa terhadap stamina dan tubuhku. Itu aku rasakan sekali selama bertahun tahun.

Sejak kelas menginjak kelas satu madrasah (MTsN) hingga kuliah. Ketika teman teman sebayaku pada waktu itu sudah naik motor kemana-mana. Aku memilih menjadi goweser dalam setiap aktivitas keseharianku.

Bagiku pendapat yang keliru sekali jika bersepeda dianggaap cupu. Karena selain memberikan kesempatan banyak kepada kita untuk bertegur sapa dengan orang lain, bersepeda juga sangat mujarab untuk menjaga kesehatan tubuh. Apalagi saat menggunakan sepeda santai.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Yakin olahraga saat berpuasa membuat lebih sehat?. Tentu saja dalam hal ini, sehat menjadi tolak ukur sebuah sudut pandang seseorang dalam menjalani hidup. Ya, sehat adalah tentang bagaimana seorang manusia menjalani hidupnya dengan benar. Sebagai penentu kebahagiaan dan rasa syukur manusia.

Apapun yang kita miliki di dunia hari ini, jika sehat bukan salah satunya, alhasil bagai mengukir diatas air. Sehat menurutku pribadi adalah "everything works normally". Karena sehat itu tidak melulu soal jasmani namun sehat juga menyangkut jiwa, sosial, hati, dan hubungan kita terhadap sang pencipta. 

Bagaimana sehat melancarkan segala kegiatan yang di jalani. Itulah mengapa aku berusaha menyempatkan waktu untuk menghormati tubuh dengan rutin berolahraga saat puasa begini. Minimal satu sampai dua minggu sekali menyempatkan waktu untuk olahraga favoritku ini.Sehat secara jasmani sepatutnya berbanding lurus dengan sehatnya rohani. Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

Jiwa yang kuat disini sangat berkaitan erat dengan kesehatan mental seseorang. Sedangkan paradigma mengukur kesehatan mental adalah keseimbangan nafsiyah. Kesehatan mental diukur dengan melihat sebuah perilaku pada kadar yang seimbang. Dengan kata lain, sifat berani yang baik adalah yang seimbang,

Sehat menjalin tali silaturrahmi yang terkoneksi dengan semua situasi dan kondisi akan mempengaruhi sikap mental, sosial, jiwa hingga kehidupan kita. Begitu eratnya kaitan pentingnya menjaga kesehatan dan keimanan kepada Allah Swt.

Pertanyaannya bagaimana menjalani olahraga sepeda yang benar saat ibadah puasa terlebih lagi masa pandemi ini?.

Bagiku sama saja seperti sebelumnya. Sejak menikah, aku memilih bersepeda solo ride, paling mentok dengan suami. Khususnya saat momen mingguan Car Free Day atau sejenisnya dikota kami. Solo ride bisa menjadi alternative pilihan untuk membunuh rasa bosan di rumah. Yang penting sebelum tancap gas, kita memastikan dulu kelengkapan sepeda, menentukan rute yang jelas jauh dari keramaian, dan tentunya tak pakai mampir di masa Social Distancing.

Yang menarik, dimasa corona ini, animo orang orang bersepeda mendadak meningkat tajam. Aku jadi tertarik menelusurinya. Di sejumlah negara kecenderungan menggunakan mobil malah menurun. Melansir dari kompas.com di negeri Paman Sam misalnya kegiatan bersepeda ini mulai marak digalakkan sejak virus corona menyebar. Bahkan Citi Bike sebuah program berbagi sepeda di kota tersebut melaporkan terjadi lonjakan permintaan sepeda hingga 67 persen.

Selain New York, Chicago juga mengalami lonjakan tinggi terhadap pengendara sepeda. Peningkatan terjadi dua kali lipat menjadi 82.112 perjalanan ketimbang periode yang sama pada tahun lalu hanya 40.078 perjalanan. Begitu pula di Scotlandia menurut data Cycling Scotland tercatat peningkatan jumlah orang bersepeda hingga 215 persen. Fantastis bukan?


Bagiku sepeda selain sebagai alat transportasi atau olahraga juga sebagai teman yang membantuku berhenti sejenak dari rutinitas yang kadang cukup menjemukan. Entah mengapa aku selalu merasa mendapatkan amunisi baru sekaligus inspirasi. Ini selalu merangsangku untuk menelurkan ide-ide baru yang bermain dikepala. 

Ada beberapa jenis olahraga yang kerap aku lakukan. Selain bersepeda, aku juga rutin mengikuti senam aerobix, tenis meja, badminton, serta zumba dan pilates di komunitas muslimah. Hanya saja bersepeda adalah olahraga yang tak pernah bosan aku lakoni hingga kini.
Sepeda bagiku seperti sedang memetik gitar. Sepeda bekerja seperti sebuah nyanyian. Keduanya sama sama mewakili perasaan untuk mencurahkan hati ke dalam sebuah lirik dan syair. 

Dengan bersepeda segalanya menjadi ringan dan lepas, begitu pula saat menulis artikel maupun puisi. Saat bersepeda kepalaku dipenuhi ide dan bait bait baru, tak jarang sebuah lagu atau puisi lahir saat aku bersepeda.

Sepeda telah menemani hari-hariku sejak kecil. Teringat saat aku belajar bersepeda roda dua. Bahkan saat terjatuh dari sepeda lalu nyungsep ke parit tetangga. Aku tetap bersemangat belajar lagi. Melalui sepeda juga aku jadi arti rasa sakit, menahan rasa sakit, hingga bangkit dan mengayuh kembali. Jatuh berkali kali tidak pernah membuatku kapok bersepeda. 

Setelah lancar bersepeda roda dua, aku ingat betul. Satu satunya murid di sekolahku yang berangkat ke sekolah dengan sepeda hanyalah aku. Sepeda menjadi teman setiaku kemana-mana. Ledekan dan bullian dari teman teman sebaya selalu masuk kuping kanan tanpa mampir, lalu keluar lagi dikuping kiri, begitu saja seterusnya hingga aku mengenal dunia kampus.

Sedikitnya ini keistimewaan olahraga roda dua ini menurutku:

1.Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh dan juga Berat badan ideal
Supaya manfaat bersepeda yang kita dapat selama bulan puasa semakin maksimal, kita harus melakukannya dengan teknik yang tepat. Mulai dari memperhatikan irama kayuhan yang idealnya 60-80 putaran per meter, memastikan ukuran sepeda sesuai dengan postur tubuh, hingga memposisikan tubuh dengan benar agar lebih rileks. Insyaallah berat badan ideal dengan mudah kita dapat.


2.Otot menjadi Kencang
Selama bersepeda, sebagian otot-otot tubuh diaktifkan. Semua berfungsi sesuai porosnya. Otot kaki bertanggung jawab mengayuh pedal sepeda, otot perut dan punggung berfungsi untuk menstabilkan tubuh di sepeda, otot lengan dan bahu mendukung tubuh agar kuat memegang stang sepeda,

3.Memperkuat Sistem Kerangka
Bersepeda memberikan manfaat positif bagi kesehatan dan kepadatan tulang, sehingga secara otomatis kerangka pun menjadi lebih kuat.

4.Menghadirkan Inspirasi dan Mengurangi Stress
Bersepeda memiliki sistem relaksasi yang dahsyat karena gerakan sikliknya yang seragam dapat mengstabilkan fungsi tubuh. Baik dari  segi fisik maupun mental.
Gowes di sore hari, selain merasakan hawa yang udah mulai adem dengan semilir angin yang bakal terasa menerpa wajah, adalah kenikmatan tersendiri dalam bersepeda.

5.Mencegah Penyakit Jantung
Dengan bersepeda melatih jantung untuk lebih kuat, sehingga resiko terkena serangan jantung dapat ditekan.

6.Menjaga Stamina dan Menurunkan Tekanan Darah
Dengan meningkatnya stamina, tentu saja dapat mengurangi rasa lelah dan letih secara signifikan. Bahkan dapat mengurangi tekanan darah tinggi.

7.Hobi yang Seru Melestarikan Lingkungan
Jika poin 1 hingga 6 adalah yang sifatnya lahiriah, maka nomor terakhir ini selain seru untuk dilakukan, menurutku lebih cenderung ke sisi bathiniah. Dengan bersepeda kita sudah menyumbangkan amal jariyah dengan mengurangi polusi udara. Dengan begitu kita sudah menjadi salah satu individu yang mencintai alam, sekaligus ramah lingkungan.

Semoga bersepeda bisa menjadi lifestyle, menjadi hal yang umum dilihat dan dilakoni sehari-hari. Berangkat ke sekolah, ke kampus, atau ke kantor. Semoga kemudian hari insfrastruktur juga kian bersahabat untuk para goweser. Tidak hanya dikota besar namun juga merata hingga pelosok negeri ini. Sehingga para pengendara sepeda diperlakukan istimewa punya jalur dan tempat parkirnya sendiri layaknya pengendara kendaraan lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun