harga bahan pangan dari pengamatan ku (29/4) Ramadan 2020/1441 di sekitar kediamanku cukup stabil. Sejumlah keperluan bahan pokok di sejumlah pasar tradisional di Pekanbaru meskipun pada bulan Pebruari sempat beberapa harga bahan pokok merangkak naik, tapi ternyata sekarang terkendali.Â
SituasiBerkat kesigapan petugas, jarang sekali penimbunan bahan pokok ditemukan di Pekanbaru. Karena biasanya Satgas Pangan Provinsi Riau kerap melakukan sidak di pasar dalam rangka pemantauan kebutuhan sembako. Ancaman pidana kepada penimbun disampaikan dengan tegas kepada para pedagang, terbukti efektif. Tidak hanya itu, berbagai pertemuan digelar dengan berbagai pihak dan para pelaku usaha untuk mengantisipasi kelangkaan sembako dan potensi penimbunan.
Kenaikan harga sembako di Pekanbaru biasanya disebabkan oleh faktor cuaca dan bencana alam. Longsor misalnya, mengakibatkan  jalan terputus rentan terjadi. Sehingga kadang kurangnya pasokan bahan pokok dari petani dapat mempengaruhi inflasi di Pekanbaru.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, koordinasi Disperindagkop dengan PUPR Riau telah ditingkatkan dengan menyiapkan alat-alat berat di titik-titik longsor.Â
Karena kebutuhan pokok masyarakat Pekanbaru sangat tergantung dengan distribusi daerah tetangga. Misalnya Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Letak kota Pekanbaru pun strategis. Berada di jalur lintas timur Sumatera, terhubung dengan beberapa kota seperti: Medan, Padang, Â dan Jambi. Â Dengan wilayah administratif, diapit oleh Kabupaten Siak pada bagian Utara dan Timur. Sementara di bagian Barat dan Selatan, diapit oleh Kabupaten Kampar.
Oleh karena itu, pemerintah tetap mengizinkan angkutan yang membawa bahan pokok dari luar daerah supaya ketersediaan bahan pokok bisa tercukupi. Selama Ramadan ini, kebetulan sedang diberlakukan PSBB.
Walikota Pekanbaru, Firdaus telah mengimbau agar masyarakat berbelanja di pasar tradisional resmi, selama pemberlakuan PSBB. Pasalnya, di Pasar resmi lebih terjamin kebersihan dan pembatasan sosial saat berbelanja. Kenapa demikian?.
Pemerintah pekanbaru telah melakukan sterilisasi dengan menyemprotkan cairan disinfektan di pasar tradisional resmi, serta menyediakan wastafel portabel untuk pedagang dan pembeli. Jadi aktivitas di pasar tradisional sudah mengacu pada protokol Covid-19.
Pemerintah telah memperingatkan pedagang yang berpindah-pindah berdagang di pasar kaget atau pasar tumpah. Jika tindakan ini tidak diindahkan, Walikota akan memperketat aturan dengan pengawasan 1x24 jam.
Dampak Covid-19, tentu saja sangat terasa bagi masyarakat miskin dan rentan miskin. Berkat laporan warga, Camat Tenayan Raya Indah Vidya Astuti, yang diwakili Lurah Mentangor Bismihayati bersama Ketua Gerakan Ginda Untuk Masyarakat Pekanbaru (GGUMP) menanggapi keluhan tersebut. Dengan memberikan bantuan sembako dan membagikan minyak goreng ke beberapa warga di RW 06. Pihak Gojeg di Pekanbaru juga telah memberikan bantuan sembako kepada drivernya.
Bahan pokok yang rentan fluktuatif harganya adalah seperti cabai rawit bukit saat pebruari 2020 mengalami kenaikan yang signifikan yaitu seharga Rp46 ribu dari sebelumnya Rp20 ribu-Rp25 ribu per kilogramnya (kg). Sedangkan Cabai rawit Medan di waktu yang sama juga dijual seharga Rp40 ribu per kg. Kemudian cabai merah juga pernah mengalami kenaikan yakni berkisar Rp48 ribu per kg sampai Rp52 ribu per kg. Tapi belakangan harga ayam ras  mengalami penurunan tajam menjadi Rp. 18 ribu sampai Rp. 15 ribu.