Pembaca Budiman di manapun anda berada. Saya akan menulis bagaimana Credit Union (CU) masuk ke Indonesia dan sampai di keuskupan Atambua.
Pendiri Credit Union Dunia adalah Bapak F.W.Raiffaissen seorang walikota di Jerman barat pada tahun 1.818 - 1888. Beliau mendirikan Credit Union dengan Motto " yang bisa menolong orang Miskin adalah orang miskin".
Dari Negara Jerman CU masuk ke Kanada dan USA yang di kembangkan oleh Alphones Desjardin seorang wartawan dan Edward Fillene seorang saudagar kaya di Amerika. Dari Amerika Credit Union masuk ke Indonesia pada tahun 1963 yang di pelopori oleh P. K. Albecth Karim Arbie, SJ di Kalimantan sebagai misi Gereja Katolik 1975 yakni CU Lantang Tipo dan CU Pancur Kasih.
Pada tahun 2007 Credit Union masuk ke Atambua yang di pelopori oleh keuskupan Atambua sebagai misi Gereja.
Proses terbentuknya CU KASIH SEJAHTERA.
Pada saat sidang KWI di Jakarta tanggal 1-15 November 2006 tentang pemberdayaan Ekonomi berkeadilan.
2. Sidang DPK Atambua tanggal 26 -30 November 2006, Uskup Atambua Mgr. Anton Pain Ratu, SVD. Â Meminta PPSE Keuskupan Atambua yakni Rm Urbanus Hala Pr, Â untuk memfasilitasi pengadaan Credit Union tata kelola Profesional. Sehingga saat itu Rm Urbanus Hala Pr, Â mengutus 3 orang dari keuskupan Atambua yakni Rm Crisantus Lake,Pr. (Saat ini sebagai ketua pengurus CUKS), Bapak Herman Abatan, (Saat ini sebagai Wakil ketua pengurus BKCU-K) dan bapak Kristo Eduk ( saat ini manager Kantor pelayanan Halilulik) untuk magang selama sebulan di CU Pancur Kasih Pontianak pada tanggal 6 February 2007 hingga 13 Maret 2007.
Pada saat Rencana Strategi (Renstra) CU tingkat keuskupan Atambua di Emaus tanggal 5-8 Juni 2007, maka berdirilah Credit Union Kasih Sejahtera (CUKS) pada tanggal 8 Juni 2007 oleh 92 orang anggota yang di kukuhkan oleh Uskup Atambua Mgr Anton Pain Ratu, SVD.
maka lahir CUKS Â tanggal 08 Juni 2007. maka setiap tanggal 8 Juni di peringati sebagai hari ulang tahun CUKS.
CU KASIH SEJAHTERA memiliki Badan Hukum Nomor : 07/BH/XXIX.2/IX/2008.
Tujuan dan sasaran Credit Union adalah memberdayakan, membebaskan, orang kecil yang adalah masyarakat sederhana, penuh ketakutan untuk maju serta yang di abaikan untuk menjadi manusia yang sejahtera, bermartabat serta berdaulat atas hidupnya sendiri....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H