Penggunaan Video  Animasi Untuk Meningkatkan
Minat Belajar Peserta Didik Di Pedalaman Papua
Kampung Aboge Distrik Assue Kabupaten Mappi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin berkembang pesat mempengaruhi aspek-aspek kehidupan manusia dalam hal belajar dan memperoleh informasi. Bidang yang mendapatkan pengaruh besar dan dampak cukup berarti dalam perkembangan IPTEK adalah bidang pendidikan karena memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi, media sebagai sarana dalam penyampaian pesan materi pembelajaran, dan peserta didik sebagai penerima pesan dari materi pembelajaran.
Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat bergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dan peserta didiknya. Ketika pendidik tidak lancar dalam berkomunikasi dapat menyebabkan pesan yang akan disampaikan tidak bisa diserap dengan baik oleh individu. Agar komunikasi yang disampaikan dapat sesuai sasaran maka diperlukanlah media sebagai penghubung antara guru dan pes  erta didik. Salah satunya adalah dengan menggunkan media pembelajaran yang tepat sasaran dan sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik.
Terkait penggunaan media pembelajaran di kelas, relevan dengan hasil penelitian dari Dyah Ayu Wulandari (2016). Dalam penelitian tersebut dikemukakan bahwa pengajar harus mampu menciptakan pembelajaran yang menarik di dalam kelas sehingga para peserta didik mampu berkonsentrasi dan menaruh minat pada proses pembelajaran (Wulandari, 2016, p.2). Pengukuran minat belajar peserta didik pada penelitian tersebut menggunkana uji n-gain. Hasil uji n-gain menunjukkan hasil sebesar 0,7 dikategorikan tinggi.
Media pembelajaran adalah alat untuk atau bentuk stimulus yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang tepan sasaran dan memuat penjelasan materi yang tepat dapat menunjang keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Selain itu, menurut Ibrahim, dkk (Wulandari, 2016, p.3) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Media pembelajaran dapat diterapkan menggunakan berbagai teori pembelajaran. Salah satunya adalah teori behavoristik. Menurut teori behavioristik, belajar adalah tingkah laku yang dapat diamati yang disebabkan adanya stimulus dari luar. Pemberian stimulus terhadap individu sangatlah penting dan dapat dijadikan sebagai tolak ukur terhadap keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Salah satu pemberian stimulus dari luar adalah dengan menggunkan media pembelajaran yang tepat sasaran dan sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik.
Hal ini menginspirasi saya sebagai guru di pedalaman Papua distrik Assue Kabupaten Mappi untuk mencoba melakukan inovasi dengan membuat video pembelajaran dalam bentuk animasi kartun, meski banyak keterbatasan yang saya hadapi seperti ; tidak adanya sumber listrik di sekolah serta signal telkomsel dan internet BAKTI yang selalu kembang kempis menjadi tantangan yang harus saya lewati dengan harapan dapat meningkatkan minat belajar dan semangat peserta didik di dalam kelas, paling tidak peserta didik tidak jenuh di dalam kelas. Saya memilih media audio visual karena sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hills dalam Hamalik (Abdulhak & Darmawan, 2017, p.84) media audio visual pada hakikatnya adalah suatu representasi (penyajian realitas, terutama melalui penginderaan penglihatan dan pendengaran) yang bertujuan untuk menunjukkan pengalaman-pengalaman pendidikan yang nyata kepada peserta didik. Menurut Kemp & Dayton (Arsyad, 2011, p.19) video pembelajaran memiliki tiga fungsi utama yaitu ; memotivasi minat atau tindakan, menyajikan informasi, memberi instruksi. Jadi melalui video pembelajaran, indera yang paling utama digunakan peserta didik adalah penglihatan dan pendengaran, melalui indera tersebut peserta didik dapat pengalaman pendidikan yang nyata melalui tayangan video pembelajaran.
Dalam pembuatan video animasi ini saya mengambil sub materi nutrisi pada kelas VIII dengan alasan karena sebagian besar peserta didik semakin enggan mengkonsumsi makanan lokal seperti sagu, ulat sagu dan ikan gastor (ikan gabus) dan lebih memilih mengkonsumsi mie instan. Saya memanfaatkan aplikasi wondershare filmora dengan Cartoon Character Animation Free Green Screen dari youtube dan menambahkan rekaman vocal saya sendiri dengan sedikit backsound dan foto - foto makanan lokal serta kandungan nutrien yang terdapat didalamnya sehingga memacu rasa keingintahuan peserta didik untuk melakukan praktikum uji kandungan nutrisi pada makanan lokal. Adapun dampak dari penggunaan media video animasi ini sangat efektif, peserta didik sangat antusias serta bersemangat melakukan praktikum uji karbohidrat, uji amilum, uji lemak dan uji protein pada makanan lokal.