Mohon tunggu...
Vester Cobain
Vester Cobain Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seseorang dengan bising inspirasi isi kepala

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Angin, Gadis Kecil dan Nelayan

21 Juni 2010   03:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:24 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Siapa yang tahu arah angin?
angin bertiup ke mana dia mau, tanpa ada yang mengetahui maksud ataupun tujuannya.
Bulan tidak tahu, demikian juga awan yang menutupi bulan di malam ini juga tidak tahu.

Juga demikian, angin bertiup mendekati seorang gadis kecil yang sedang tersesat di dalam hutan.

"Aku sungguh tidak menyukai kehadiranmu angin" keluh gadis kecil merasa kedinginan semenjak kehadiran angin di dekatnya.

"Mengapa gadis kecil?" tanya angin keheranan

"Sudahlah cukup ketakutanku karena tak tahu jalan pulang, jangan kau tambah dengan nuansa dingin malam yang kau bawa"

"Tapi aku bermaksud baik, aku ingin menemanimu" angin menjelaskan maksud kehadirannya

"Aku tidak mau tahu. Kau justru membuatku kedinginan. Kesuraman malam, di tengah hutan seperti ini, semakin bertambah dengan nuansa dingin yang kau bawa" tampang gadis kecil terlihat sedikit marah.

"Baiklah, aku akan pergi dari sini". Dalam kesedihannya angin bertiup, meninggalkan gadis kecil. Dalam satu tiupan, angin secara tidak sengaja turut serta mendorong awan yang sedari tadi menutupi bulan. Walau sedih, angin tak ingin membuat gadis kecil semakin membenci keberadaannya, dan angin pun berlalu semakin menjauh.

Bulan kini dapat melihat keberadaan gadis kecil. Bulan bersiap menyapa gadis kecil, mencoba menemani gadis kecil melewati malam bersama sinaran.

Sejenak angin menoleh ke belakang, terlihat bagaimana mesranya bulan dan gadis kecil saling bertukar sapa. Pemandangan ini semakin menjelaskan ketidakberartian angin di dekat gadis kecil.

Walau ingin, tapi tak dapat
seandainya dapat, ternyata tak diharapkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun