Aku kembali menuju kamar. Kututup pintu dan jendela. Kutulis sedikit cerita tentangnya sebelum tidur. Hingga aku tak sadar beralih ke alam mimpi. Aku tak tahu apa yang kumimpikan saat itu. Bahkan, tak ingat sekalipun. Hanya hitam yang kulihat. Padahal aku ingin bermain catur bersama Ayah atau apapun di sana.
Mendengar suara knalpot Jupiter aku terbangun, kulihat ia dari balik jendela kamar. Melajukan motornya dini hari. Dengan kondisi mata yang masih terkantuk-kantuk aku dilanda sebuah rasa yang membasahi hati. Tak ayal lagi, itu kerinduan. Aku masih rindu Ayah.
Sebelum aku pergi esok pagi, inginku bertemu Ayah lagi. Namun sayang, ketika aku hendak pamit kata Ibu, Ayah masih di pasar. Kutinggalkan lagi rumah itu. Dalam lubuk hati yang paling sunyi aku berdoa kepada Tuhan agar memberiku waktu yang lebih lama bersama Ayah dari takdir asalnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI