Angin dingin mendesir di sore hari
menembus tabir kehangatan naluri
Aku pun berteori, meyakini bahwa kopi
berteman lama dengan sesal dan sepi
Dan engkau di keramaian sana
tak akan percaya jika penyesalan adalah kawan kita
Keraguan ini akan tetap ada
dalam kertas putih separuh hitam
Dan langit pun geram memarahi
siapapun saja yang tak mau mengakui kebenaran
Aku masih ingin menggoreskan tinta ini
Menepi dari ramai
berteman mengalirkan keindahan.
Walaupun kini beragam kisah yang tak kusangka
Diam diam meraup jiwa dan menjatuhkannya
Tebar menebarkan pesona alam
untuk mengisi kekosongan
Membungkam kepatuhan tertatih
dari harapan yang didambakan
Sehingga aku pun percaya, bahwa
takdir berkuasa atas usaha
Dan menerjunkan air di atas batu
adalah hal baru bagiku
Masihkah langkah ini meragu ?
Malang, 11-Oktober-2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H