Aku ingin menjadi manusia yang tertawa
Di depan para manusia lain, tak ada risau tak ada sungkan
Perlahan melebur menjadi satu rasa dengan mereka
Apalah daya aku, hanyalah seorang lemah yang tak ada asa
Tahun demi tahun telah berlalu, wajahnya pun tetap datar saja
Untuk apa spiritual, untuk apa akademik
Jika ekspresif tak ada ku punya
Berjuang demi hari demi rasa yang sangat ingin kurasa
Bahagia, sedih, risau, tanpa kemunafikan Berbaur di ruang-ruang keindahan bersama manusia hebat
Menjalin tali silturahmi yang erat mengerat cinta
Aku masih menutup tabir kemanusiaan
Entah sampai kapan?
Mojokerto, 11-Mei 2022Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H