Mohon tunggu...
Abdi Galih Firmansyah
Abdi Galih Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang

Menebar benih kebaikan, menyemai bunga peradaban, panen kebahagiaan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pornografi. Tak ada yang bisa didapat kecuali: "Kesengsaraan dan Penyesalan".

22 Maret 2022   03:49 Diperbarui: 22 Maret 2022   08:05 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pornografi merupakan salah satu gejala psikis seseorang yang selalu mendorongnya menggebu-gebu untuk menonton atau melihat audiovisual porno dan sejenisnya di saat-saat tertentu. Menurut KEMENPPA, di dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008, arti pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat. (KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK, t.t.)

Dampak yang ditimbulkan pornografi juga sangat memprihatinkan baik dilihat dari aspek keagamaan, pendidikan, budaya, dan sosial. Pornografi dapat memperhambat aktivitas kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang. Mereka yang terjatuh dalam jurang pornografi tidak akan bisa bertahan lama kefokusannya dalam menekuni suatu keterampilan khusus atau pengetahuan yang sifatnya berpikir dalam maupun berpikir cepat. Mereka hidup dalam siklus "sesal-tobat". Setelah menonton satu, dua, atau tiga putaran video porno hingga merasa puas, kesan pertama yang dirasakan adalah kesenangan (semu)  dan pada akhirnya penyesalan-lah yang akan dirasakan di kemudian hari. Kemudian mereka bertobat, berjanji tidak akan mengulangi lagi kenakalan tersebut. Namun, di saat-saat tertentu gairah untuk menonton pasti akan datang lagi . Siklus "sesal tobat" pun terus berulang dalam hidup mereka hingga batas waktu yang tidak ditentukan. 

Seperti halnya narkoba, kecanduan pornografi juga mengakibatkan kerusakan otak yang cukup serius. Pornografi bukan hanya merusak otak dewasa tetapi juga otak anak. Kerusakan otak tersebut sama dengan kerusakan otak pada orang yang mengalami kecelakaan mobil dengan kecepatan sangat tinggi. Kerusakan otak yang diserang oleh pornografi adalah Pre Frontal Korteks (PFC).... "Bagian otak ini berfungsi untuk menata emosi, memusatkan konsentrasi, memahami, membedakan benar dan salah, mengendalikan diri, berfikir kritis, berencana masa depan, membentuk kepribadian, dan berperilaku sosial". (Dampak Pornografi Bagi Kesehatan Pada Remaja, Apakah Berbahaya?, t.t.)

 Pornografi merupakan adiksi baru yang tidak tampak pada mata, tidak terdengar oleh telinga, namun menimbulkan kerusakan otak yang permanen bahkan melebihi kecanduan narkoba. (Dampak Pornografi Bagi Kesehatan Pada Remaja, Apakah Berbahaya?, t.t.)

Disebutkan dalam website sardjito.co.id (Dampak Pornografi Bagi Kesehatan Pada Remaja, Apakah Berbahaya?, t.t.) Tingkat kecanduan pornografi menurut Skinner 2005 dibagi menjadi :

  1. Level 1 :  melihat pornografi sekali atau dua kali setahun, paparan sangat terbatas
  2. Level 2 : beberapa kali setiap tahun tetapi tidak lebih dari enam kali, fantasi sangat minimal
  3. Level 3 :  mulai muncul tanda kecanduan, sebulan sekali, mencoba menahan diri
  4. Level 4 :  mempengaruhi fokus untuk tugas sehari-hari, beberapa kali dalam sebulan
  5. Level 5 :  Setiap minggu, berusaha keras untuk berhenti, namun mulai mengalami gejala withdrawal
  6. Level 6 :  Setiap hari untuk memikirkan pornografi, menyebabkan berbagai masalah dalam kehidupan
  7. Level 7 :  perasaan ketidakberdayaan dan keputusasaan bila tidak melihat pornografi, konsekuensi negatif

Menurut dr. Veranita dalam website sehatq. com (Bagaimana cara mengatasi kecanduan pornografi?, t.t.) Seseorang yang kecanduan pornografi dapat dilihat tanda-tandanya sebagai berikut:

  • Sering mencari konten pornografi 
  • Menghabiskan banyak waktu untuk mencari dan menyaksikan konten pornografi 
  • Menarik diri dari lingkungan 
  • Tidak melakukan hobi atau aktivitas lain yang biasanya dilakukan 
  • Perasaan bersalah setelah menonton konten pornografi 
  • Tidak mampu menahan diri untuk mencari dan menyaksikan konten pornografi

Ia juga menyebutkan beberapa tips untuk mengatasi kecanduan pornografi, antara lain: 

  • Melakukan aktivitas lain yang positif seperti olahraga, menonton film, game, baca buku atau mendengarkan lagu 
  • Melakukan aktivitas bersama orang lain 
  • Membuat jadwal kegiatan harian 
  • Menghapus seluruh akses dan konten pornografi

Baik, itu saja yang bisa saya sampaikan. Semoga penjelasan di atas ada guna dan manfaatnya.

Daftar rujukan

Bagaimana cara mengatasi kecanduan pornografi? (t.t.). SehatQ. Diambil 22 Maret 2022, dari https://www.sehatq.com/forum/vidio-hmm-q51489

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun