Mohon tunggu...
Abdi Galih Firmansyah
Abdi Galih Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang

Menebar benih kebaikan, menyemai bunga peradaban, panen kebahagiaan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Harmoni Kehidupan

16 Desember 2021   22:55 Diperbarui: 19 Desember 2021   16:36 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kulihat ibu-ibu petani desaku menebar benih kebaikan di pagi hari
Keesokan harinya mereka mulai menyemai bunga-bunga peradaban di sore hari
Bocah pengembala kambing melayangkan mimpinya tanpa arah di tengah sawah 


Suatu hari nanti aku ingin jadi sarjana.
Kalo aku jadi presiden.
Ku ingin punya rumah mewah bergaya spanyolan.

aku ingin jadi petani desa saja.

beragam mimpi-mimpi terdengar di telinga, walau nurani nampak apatis belaka. 

Sementara perhatianku tetap terpesona melihat ibu-ibu menyemai bunga
Sesekali kubantu menyiram tirta kehidupan di atas bunga-bunga.

mawar melati melambaikan indonesianya

bunga matahari selalu pancarkan kasih sinari pulau papua

kupu dan kumbang beterbangan ratakan kesenjangan ekonomi


Kemari nak, mari makan sini!.

panggil ibu itu yang memancar kasih di bibirnya
singkong rebus kita makan bareng-bareng jauh dari terik kesenjangan kota yang hingar bingar.


Ibu-ibu itu senyumnya tuluuus sekali...
Pagiku kuhabiskan bersama mereka,
bersilaturasa, bersuka cita...


Hingga sampai di akhir cerita, sang ibu menghadiahkan sebuah buku tebal dibungkus selembar kain katun.
Ambil ini nak, bacalah, simpan baik-baik! Wajahnya penuh cerah mentari dibalut kepercayaan.

Kalau sudah beres jangan lupa mampir ke desa lagi yaa! 


ku buka kain itu, dan kulihatlah sebaris judul
: "Membangun Peradaban dari Pojok tradisi".

Malang, 16-Desember-2021. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun