Konflik panas yang terjadi antara Palestina melalui hamas dengan pasukan Israel selama setahun kebelakang belum nampak adanya perubahan yang baik secara signifikan, tetapi sebaliknya konflik ini justru semakin meningkatkan ketegangan antara kedua belah pihak. Semakin hari kebrutalan Israel dalam menebar serangan terhadap wilayah Gaza semakin menjadi-jadi, tanpa pandang bulu Pasukan Zionis menebar benih serangan terhadap siapapun dan apapun tanpa terkecuali. Tidak hanya terhadap pasukan Hamas, namun warga sipil terus-menerus menjadi korban kebrutalan Zionis dalam merebut wilayah kekuasaan. Tanpa pandang bulu, tanpa rasa tega, serta tanpa melibatkan rasa "kemanusiaan" jumlah korban warga sipil Palestina kian hari kian menambah secara masif, buruknya sebagian besar korban pula termasuk bayi, anak dibawah umur, remaja dan wanita / ibu-ibu.
 Menafsir data pada situs CNBC Indonesia. Informasi terbaru terkait jumlah korban tewas per tanggal 2 Januari 2024 tembus pada angka 22 ribu jiwa, dalam kurun waktu 24 jam tembus 200 jiwa tewas, ribuan pelajar terbunuh, warga terluka lebih dari 57 ribu, 8 ribu diantaranya anak-anak, 6 ribu perempuan, serta 7 ribu warga dilaporkan hilang. Aksi kebrutalan tersebut Israel lakukan dengan menyerang berbagai tempat vital seperti hunian rumah, rumah susun hingga rumah sakit. Melansir data pada artikel CNBC Indonesia, Sejak tanggal 7 Oktober pasukan Israel melakukan penyerangan Rumah Sakit Indonesia dan Rumah Sakit Al Shifa untuk merampas RS tersebut dengan dalih tempat tersebut menjadi basis hamas. CNBC menjadi salah satu media yang menjadi saksi kebrutalan serangan Israel yang sudah tidak melibatkan rasa kemanusiaan, Media berperan penting dalam melakukan peliputan dan  transparansi data seperti pada artikel yang menampilkan detail jumlah korban serangan, kronologis penyerangan dan berbagai data sensitif lainnya, Sehingga kemudian dapat membangun persepsi sebenarnya sesuai dengan fakta pada masyarakat  serta meng-influence pesan baik yang terkandung di dalamnya.
 Melalui peranan baik Media dalam memberikan laporan bagaimana buruknya aksi Zionis Israel yang terjadi di Gaza, telah menarik banyak perhatian serta kepedulian masyarakat dunia terhadap ribuan korban jiwa yang tak bersalah. Pesan baik yang terkandung pada artikel antara lain untuk menebar influence kepedulian kepada berbagai masyarakat dunia, dengan berbagai macam latar belakang mereka berbondong-bondong melakukan aksi solidaritas Pro- Palestina, untuk mengecam aksi kejam yang dilakukan Israel terhadap Gaza, karena konflik ini bukan tentang agama melainkan menyangkut persoalan kemanusiaan. Kian hari masalah ini bukan sekedar konflik wilayah semata, melainkan sudah termasuk ke dalam Genosida. Melansir pada artikel liputan6, Masyarakat dunia tergerak melakukan aksi solidaritas demo pengecaman Israel di 7 titik kota besar seperti di Jakarta, Paris, Milan, Washington DC, Berlin dll.
 Dalam langkah menekan angka korban jiwa bertambah, dengan mengedepankan kemanusiaan aksi demo menuntut gencatan senjata secara total untuk kedua pihak. Aksi solidaritas tersebut dilakukan sebagai bentuk kecaman keras kepada Israel serta elit global lain yang mendukung aksi kejam Zionis, yang telah banyak melanggar aturan perang dan tidak melibatkan rasa kemanusiaan. Atas banyak pemberitaan media yang mengungkap banyak peristiwa kejam Israel yang melanggar aturan perang modern, bertindak semena-mena,  yang kemudian melahirkan banyak sharing awareness kepada masyarakat luas. Lebih jauhnya hal ini dapat melahirkan berbagai aksi Humanitarian Interventions yang banyak menggerakan berbagai aktor untuk memperjuangkan kemerdekaan warga Palestina.
Dalam hal ini terdapat bentuk lain Humanitarian Interventions selain menuntut kedua pihak untuk gencatan senjata. Intervensi yang terkandung dalam berbagai pemberitaan media untuk memberikan Influence kepada masyarakat untuk mengecam secara langsung kepada pihak Israel atas aksinya dan juga mengecam secara tidak langsung kepada pihak Israel, dengan melakukan pengecaman, pemblokiran dan boikot terhadap berbagai pihak yang berada di pihak Israel atau dalam kata lain mendukung dan turut berperan atas aksi tidak manusiawi Zionis Israel.
Sesuai dengan yang dibahas oleh Media Al Jazeera terkait pemboikotan, berbagai cara masyarakat dunia telah lakukan sebagai bentuk protes dan menentang Israel, ratusan ribu protestan telah bersuara turun ke jalan, banyak pula yang mengungkap kecaman dengan tidak memilih dan membeli, memboikot segala pihak yang terafiliasi Israel. Gerakan boikot inisiatif ini pula sejalan dengan gerakan Boycott, Divestment and Sanctions (BDS) yang didirikan oleh koalisi kelompok masyarakat Palestina pada tahun 2005. Pada artikel ini Al Jazeera pula menampilkan bagaimana tujuan dari BDS, gerakan apa saja yang terkandung, bagaimana boikot dapat berjalan dengan efektif sesuai dengan kampanye BDS, membagi kategori sesuai dengan besaran peranan merek terhadap Israel. Dimulai dari Consumer boycotts, Divestments, Pressure dan Organic boycott.
Maka dari itu melalui peristiwa konflik antara Palestina dengan Israel dapat disimpulkan bersama, dalam perjalanannya konflik ini membutuhkan peranan besar bersama berbagai pihak guna mempercepat memperoleh keadilan dan kemerdekaan, utamanya teruntuk Palestina atas berbagai aksi serangan Israel yang melanggar asas kemanusiaan dan aturan perang modern. Media memiliki peran besar dalam keberlangsungan konflik, etik jurnalisme dalam hal ini begitu di uji, bagaimana media dapat netral dan tidak berpihak sedikit pun, utamanya dalam proses peliputan, pembuatan laporan, transparansi fakta dan data, sehingga dapat menyajikan berita secara faktual dan aktual terhadap komunitas luas dan memberikan bantuan keadilan terhadap pihak yang tertindas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H