Kata jurnalisme diambil dari bahasa Prancis journal yang berasal dari istilah Latin diurnal atau diary. Jurnalisme sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan proses mencari, mengolah, dan menyiarkan informasi kepada khalayak dan disebarkan melalui media massa (cetak dan elektronik). Dalam jurnalisme konvensional, proses penyampaian informasi menggunakan media massa seperti surat kabar, majalah, radio, maupun televisi. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi yang kian pesat, informasi yang disebarkan tidak hanya melalui media massa cetak maupun elektronik, tetapi mulai menggunakan internet.
Internet (Interconnection Networking) secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah jaringan global dari sebuah komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia (dikutip dari Wikipedia). Melalui internet kita dapat berkomunikasi dengan orang-orang di seluruh dunia tanpa mempermasalahkan batas-batas geografis.
Perkembangan internet yang semakin pesat, rupanya juga dilirik oleh bidang jurnalisme. Dari dunia jurnalisme muncul istilah jurnalisme online. Apa sebenarnya jurnalisme online itu? Jurnalisme online merupakan kegiatan jurnalistik (mencari, mengolah, menyiarkan informasi) kepada khalayak melalui media online. Media online dapat menampung informasi dalam berbagai format seperti teks, audio, video, dan gambar. Hal ini tentu saja dapat menjadi nilai plus dari jurnalisme online.
Tidak dapat dipungkiri bahwa jurnalisme online mempunyai banyak kelebihan. Karakteristiknya yang real time dan selalu up to date pasti memberikan banyak manfaat bagi khalayak untuk dapat mengetahui informasi terkini. Melalui media online, berita dapat disebarkan pada saat kejadian berlangsung. Hal ini mungkin juga dapat dilakukan oleh televisi atau radio, namun media online dapat lebih leluasa dan cepat memperbaharui informasi karena tidak terikat oleh waktu dan program acara.
Selain itu, jurnalisme online mempunyai beberapa keuntungan yaitu :
1.Audience Control. Jurnalisme online memungkinkan audience untuk bisa lebih leluasa dalam memilih berita yang ingin didapatkannya.
2.Nonlienarity. Jurnalisme online memungkinkan setiap berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri sehingga audience tidak harus membaca secara berurutan untuk memahami.
3.Storage and retrieval. Jurnalisme online memungkinkan berita tersimpan dan diakses kembali dengan mudah oleh audience.
4.Unlimited Space. Jurnalisme online memungkinkan jumlah berita yang disampaikan / ditayangkan kepada audience dapat menjadi jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya.
5.Immediacy. Jurnalisme online memungkinkan informasi dapat disampaikan secara cepat dan langsung kepada audience.
6.Multimedia Capability. Jurnalisme online memungkinkan bagi tim redaksi untuk menyertakan teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya di dalam berita yang akan diterima oleh audience.
7.Interactivity. Jurnalisme online memungkinkan adanya peningkatan partisipasi audience dalam setiap berita
Keunggulan jurnalisme online tersebut, rupanya banyak dimintai masyarakat yang selalu ingin mengupdate informasi. Perkembangan teknologi yang canggih seperti handphone, smartphone, tablet PC, laptop, modem, dan lain-lain turut serta dalam meramaikan jurnalisme online. Portal-portal berita online yang menampung informasi, berita, foto, video kian marak. Apalagi portal berita tersebut banyak yang terintegrasi dengan situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Hal tersebut tentu saja memudahkan khalayak dalam mengakses informasi, apalagi masyarakat saat ini mulai beralih ke media online.
Sebut saja portal berita detik.com yang sudah lama berkecimpung dalam jurnalisme online, tepatnya 9 Juli 1998. Detik.com menyajikan informasi secara real time dan selalu update tiap menit bahkan detik. Pada awal berdirinya detik.com mendapat 30.000 hits (ukuran jumlah pengunjung ke suatu situs). Namun sekarang jumlah tersebut sudah meningkat sangat tajam, detik.com mampu meraup 2,5 juta hits per harinya. Selain itu, untuk ukuran page view (jumlah halaman yang diakses), detik.com mampu mendapatkan 3 juta page view per hari. Detik.com juga mempunyai akun resmi di Twitter dengan followers mencapai 2.642.928 akun (19 April 2012 pukul 23.15).Fenomena tersebut menggambarkan bahwa masyarakat sebenarnya sangat butuh informasi secara cepat. Apalagi internet saat ini sudah semakin mudah diakses oleh siapapun. Jika dahulu untuk mengakses internet harus berada di depan komputer, namun kini dengan menggunakan handphone kita dapat mengakses internet dimanapun dan kapanpun.
Duo smartphone dan internet rupanya juga membangunkan geliat situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Melalui situs ini, seseorang dapat membagikan pengalaman dan juga informasi kepada orang lain. Kehadiran situs jejaring sosial ini juga menjadi faktor munculnya citizen journalism atau jurnalisme warga. Citizen journalism adalah kegiatan partisipasi aktif yang dilakukan olehmasyarakatdalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis serta penyampaianinformasi danberita (dikutip dari Wikipedia). Dalam hal ini masyarakat dilibatkan langsung dalam memberitakan kejadian-kejadian atau informasi penting di sekitarnya.
Melalui Facebook dan Twitter masyarakat dapat membagikan informasi penting kepada orang lain. Contohnya akun Twitter @JogjaUpdate, akun ini mengulas berbagai informasi dan event seputar Jogja. Pengguna Twitter juga dapat bertanya langsung melalui akun ini tentang informasi yang ingin diketahui. Selain itu terdapat juga akun @jalinmerapi, pada saat erupsi Merapi 2010 lalu, akun ini terus menerus memberikan informasi mengenai kondisi terkini di Merapi. Mereka mendapatkan informasi dari pos-pos pengamatan dan HT yang saling terhubung, dan meneruskan informasi tersebut melalui Twitter. Hal tersebut tentu saja sangat bermanfaat bagi masyarakat Jogja maupun luar Jogja yang ingin mengetahui sanak saudara dan kondisi di Jogja.
Kehadiran citizen journalism, rupanya sangat berperan dalam meramaikan dunia jurnalisme. Setiap orang dapat menyampaikan informasi penting di sekitarnya, contohnya informasi tentang kemacetan, banjir, bencana alam, kriminalitas, dan lain-lain. Kita hanya tinggal mengetiknya dan menguploadnya di Facebook, Twitter, atau blog, dan orang-orang akan mengetahui informasi tersebut.
Namun dibalik keunggulan jurnalisme online yang real time, hal tersebut juga dapat menjadi kekurangan karena minimnya verifikasi fakta dan akurasi berita. Informasi yang disampaikan dan diupload terus menerus, membuat jurnalisme online tidak sempat untuk melakukan verifikasi data yang sudah didapat. Hal ini menyebabkan, sering terjadi kesalahan pada berita yang sudah diupload. Oleh karena itu, masyarakat sebaiknya mencari referensi dari berbagai sumber lain agar mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya.
Kredibilitas jurnalisme online juga masih diragukan. Karena semua orang bisa menjadi citizen journalism yang dapat menulis dan menyebarkan informasi melalui internet. Tidak semua citizen journalism mempunyai background jurnalis dan tidak ada jaminan bahwa informasi tersebut dapat dipercaya dan akurat, sehingga jika terjadi kesalahan fakta maupun data dapat terjadi kepanikan sosial dalam masyarakat.
Namun dibalik segala kekurangan itu, jurnalisme online di Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini patut diapresiasi, karena masyarakat tidak hanya menjadi pembaca pasif saja yang menunggu informasi, namun dapat ikut berpartisipasi secara aktif dalam menyampaikan informasi. Hal ini tentu saja dapat menjadi trigger bagi perkembangan jurnalisme di Indonesia yang akan lebih hebat lagi ke depannya.
Referensi :
Nurudin. 2009. Jurnalisme Masa Kini. Jakarta: Rajawali Pers
http://id.wikipedia.org/wiki/Internet
http://id.wikipedia.org/wiki/DetikCom
http://id.wikipedia.org/wiki/Jurnalisme_warga
Modul mata kuliah Jurnalisme Online, Yohanes Widodo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H