Hello sahabat kompasianer, tentunya kalian sudah pernah dengan kata "Kimia"? hmmm,,, apa si yang terlintas dibenak kalian? pasti teman-teman berpikir bahwa bahan yang berbaur kimia itu berbahayakan? hetsss,,, tunggu dulu, ada satu pendekatan yang mungkin kalian jarang didengar ataupun dibaca, sebut saja itu "Green chemistry". mau tahu, apa si Green chemistry itu, tujuan utamanya, prinsip-prinsipnya dan masih banyak lagi. yuckk,, kita bahas bersama tentang Green chemistry!
Green chemistry
Green chemistry adalah pendekatan ilmiah yang bertujuan untuk merancang, mengembangkan, dan menerapkan proses kimia yang ramah lingkungan. Tujuan utama green chemistry adalah mengurangi dampak negatif proses kimia terhadap lingkungan dan kesehatan manusia dengan mengurangi atau menghilangkan penggunaan bahan berbahaya, mengurangi limbah, dan meningkatkan efisiensi energi.
Prinsip-prinsip green chemistry meliputi penggunaan bahan baku yang lebih aman dan berkelanjutan, pengurangan limbah dan polutan, penggunaan energi yang lebih efisien, pengembangan metode sintesis yang lebih selektif, penggunaan pelarut yang ramah lingkungan, dan pengurangan risiko terhadap manusia dan lingkungan.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip green chemistry, diharapkan dapat tercipta proses kimia yang lebih berkelanjutan, mengurangi risiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, serta menghasilkan produk yang lebih ramah lingkungan.
- Mencegah Limbah:Â Mengutamakan pencegahan limbah ketimbang penanggulangan atau pembersihan limbah yang muncul setelah proses sintesis serta meminimalkan limbah pada setiap proses.
- Memaksimalkan nilai ekonomi suatu atom: Mengurangi limbah pada pada level molekul dengan memaksimalkan jumlah jumlah atom dari semua pereaksi menjadi produk akhir karena atom ekonomi ini untuk mengevaluasi efisiensi reaksi.
- Sintesis kimia yang bahayanya sedikit:Â Mendesain reaksi kimia dan rute sintesis seaman mungkin dan selalu mempertimbangkan semua bahan yang berbahaya selama reaksi itu berlangsung termasuk limbah.
- Mendesain proses yang melibatkan bahan kimia yang aman: Mengevaluasi aspek dan memprediksi meliputi toksisitas, sifat fisika, dan lingkungan.
- Menggunakan pelarut dan kondisi reaksi yang lebih aman: Memilih pelarut yang lebih aman dalam tiap proses serta meminimalkan jumlah pelarut agar tidak menghasilkan persentasi limbah yang lebih besar.
- Mendesain efisiensi energi:Â Memilih jalan reaksi kimia yang paling sedikit energinya serta menghindari pemanasan dan pendinginan jugat tekanan dan kondisi vakum.
- Menggunakan bahan baku terbarukan: Bahan baju terbarukan biasanya berasal dari produk pertanian atau hasil alam, sedangkan bahan baku tak terbarukan berasal dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam, batu bara, dan bahan tambang lainnya.
- Mengurangi bahan turunan kimia:Â Mengurangi bahan turunan kimia untuk mengurangi tahapan reaksi, tambahan bahan kimia, dan produksi limbah.
- Menggunakan katalis: Penggunaan katalis berperan pada peningkatan selektifitas, mengurangi limbah, waktu reaksi, dan energi dalam suatu reaksi.
- Mendesain bahan kimia dan produk yang terdegradasi setelah digunakan: Bahan kimia harus mudah terdegradasi dan tidak terakumulasi di lingkungan.
- Menganalisis secara langsung untuk mencegah polusi:Â Metode analisis yang dilakukan secara real-time untuk mencegah pembentukan bahan bagi lingkungan.
- Mencegah potensi kecelakaan: Memilih bahan kimia yang digunakan dalam reaksi kimia serta mengembangkan prosedur untuk menghindari kecelakaan.
Manfaat green chemistry adalah mengusahakan prosesproses kimia yang lebih ekonomis karena biaya produksi dan regulasi yang lebih rendah, efisien dalam penggunaan energi, pengurangan limbah produksi, pengurangan kecelakaan, tempat kerja, Â produk yang lebih aman, komunitas yang lebih sehat, perlindungan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, dan mendapatkan keunggulan yang kompetitif atas produk yang dihasilkan.
Penerapan green chemistry pada kehidupan yaitu: a) Dalam hubungannya dengan keamanan pangan, konsep green chemistry menerapkan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) untuk mengurangi dampak buruk penggunaan zat-zat kimia terhadap lingkungan pertanian; b) Menggunakan energi alternatif sebagai pengganti sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti biogas, biodiesel, biofuel, dan biopestisida; c) Menerapkan 3R dalam penggunaan energi, yaitu reuse (menggunakan kembali, recycle (daur ulang), dan reduce (mengurangi); d) Penerapan teknologi daur ulang pelarut organik yang digunakan untuk langkah-langkah pembuatan zat kimia, seperti pada sistem fermentasi, ekstraksi, pembentukan, dan tahap akhir produksi; e) Cat ramah lingkungan, senyawa organik yang mudah menguap atau volatile organic compounds (VOC) dapat diidentifikasi sebagai sesuatu yang baru pada cat, bersifat berbahaya bagi kesehatan dan juga lingkungan; f) Plastik ramah lingkungan, saat ini telah diciptakan produk-produk plastik yang berbahan dasar gula dari tanaman hasil pertanian yang terbaharukan seperti jagung, kentang, dan gula dari buah bit untuk 12 mulai menggantikan posisi plastik yang berasal dari petroleum
Biopestisida adalah jenis pestisida yang terbuat dari bahan-bahan alami, seperti mikroorganisme, tumbuhan, atau hewan, yang digunakan untuk mengendalikan hama, penyakit, dan gulma pada tanaman. Biopestisida bekerja dengan cara mengganggu siklus hidup atau aktivitas hama atau patogen, sehingga mengurangi populasi dan kerusakan yang disebabkan.
Keuntungan penggunaan biopestisida adalah lebih ramah lingkungan karena bahan-bahannya alami dan tidak meninggalkan residu berbahaya pada tanaman atau lingkungan. Selain itu, biopestisida juga memiliki potensi lebih rendah untuk menimbulkan resistensi pada hama atau patogen.