Drama merupakan salah satu karya sastra yang paling banyak diminati oleh semua orang. Mungkin dan bisa saja karena drama dituangkan dalam bentuk bahasa yang sederhana dan singkat. Selain itu juga, karena drama mempunyai karakteristik khusus dan keunikan tersendiri. Drama menegaskan keunikannya melalu pementasan diatas pangung. Drama adalah sebuah karya sastra yang dituangkan dalam bentuk dialog yang menggambarkan kisah kehidupan dengan menyampaikan konflik yang dipentaskan.Â
Menurut (Syamsuddin & Sari, 2021) drama adalah karya sastra atau juga dapat dikatakan sebagai cerita yang diperagakan di pangung dan berdasarkan sebuah naskah. Â Ada pun, pengertian drama menurut (Rahmanto, 2014) merupakan karya sastra yang dibuat untuk dipentaskan diatas panggung oleh para aktor yang menggambarkan kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan dengan gerak dan lakon.Â
(Hidayahtulloh & Saksono, 2017) menyatakan bahwa, drama memiliki dua dimensi yang dapat dinikmati dan diapresiasikan yakni dimensi sastra dan dimensi pertunjukan. Dimensi sastra ini terbentuk ketika sebuah drama dipandang dan dikaji dari segi teks drama itu sendiri. Sedangkan, dimensi pertunjukan yakni sebuah teks drama yang direalisasikan dalam pementasan diatas pangung atau teks drama itu dilakukan pementasan. Berdasarkan dua dimesi yang dimiliki drama, dimensi sastra diambil untuk dianalisis atau menganalisis berdasarkan naskah drama.
Naskah drama yang akan dianalisis mengunakan stilistika sebagai objek kajiannya. Sebelumnya, perlu diketahui bahwa stilistika adalah sebuah ilmu yang mempelajari cara mengunakan gaya dan bahasa dalam sebuah karya sastra.Â
Hal ini juga disampaikan oleh (Lafamane, 2020) bahwa, stilistika merupakan ilmu tentang gaya bahasa dalam sebuah karya sastra. Salah satu yang termaksud dalam ruang lingkup kajian stilistika yaitu citraan. Dalam hal ini, naskah drama yang akan dianalisis yaitu drama yang berjudul "Azab Anak Durhaka" karya Nurmala Irsyad.Â
Tentunya, dalam sebuah naskah drama mengunakan citraan untuk mampu membangkitkan pikiran dan perasaan pembaca. Citraan ini digunakan untuk menggambarkan objek-objek, pikiran, tindakan, perasaan, sehingga dapat menimbulkan pembayangan imajinasi pembaca. Citraan dapat digolongkan menjadi 7 bagian yaitu; citraan penglihatan (visual), citraan gerak, citraan pendengaran (auditif), citraan perabaan, citraan penciuman, citraan pengecapan, dan citraan intelektual.
Naskah drama yang berjudul "Azab Anak Durhaka" karya Nurmala Irsyad terdapat berbagai macam citraan yang ada didalamnya dan lebih menarik untuk dikaji lebih dalam. Dalam naskah drama "Azab Anak Durhaka" karya Nurmala Irsyad mengunakan citraan penglihatan (visual), dan citraan gerak, dan citraan pendengaran. Dalam naskah drama "Azab Anak Durhaka terdapat pengunaan citraan penglihatan yang bermanfaat atau digunakan untuk melukisakan karakter tokoh, suasana, dan tempat yang estetis. Citraan penglihatan dalam naskah drama "Azab Anak Durhaka" karya Nurmala Irsyad ini bisa dilihat pada dialog berikut;
(Masuk ke rumah tanpa mengucapkan salam, meletakkan tas kemudian duduk)
(Masuk ke rumah tanpa mengucapkan salam, meletakkan tas kemudian duduk) Â Â Â IBU Â Â Â : "Kamu sudah pulang, Mel?"
AMEL Â Â Â Â Â Â Â : "Kalau Amel sampai di sini berarti Amel sudah pulang, Bu! Masa ibu tanya lagi sih."
 IBU         : "Iya-iya... Ya sudah, sekarang kamu makan siang dan setelah itu kerjakan PR."
AMEL Â Â Â Â Â Â : (Amel berdiri dan menghampiri meja makan. Ia membuka tudung saji dan kesal melihat lauk yang disajikan ibunya. Ia banting tudung saja yang dipegangnya)
Empat hari lalu lauk makan kita tempe. Tiga hari lalu lauk makan kita tahu. Lusa lalu tempe lagi. Hari ini tahu lagi.
Aaarrggghhh... (Sambil membuang piring berisi tahu)
IBU Â Â Â Â Â Â Â Â Â : (Mengambil tahu-tahu yang jatuh) Kita harus menghargai makanan Amel...
AMEL Â Â Â Â Â Â : Amel bosan dengan makanan yang ibu masak! Ibu selalu ingin Amel jadi anak pintar, tapi untuk asupan makan Amel, ibu cuma bisa masak tempe dan tahu aja.
IBU Â Â Â Â Â Â Â Â : (Mendekati Amel dan menyentuh lengannya) "Untuk menjadi anak pintar tidak perlu makan yang berlebihan, Mel. Kamu harus belajar dengan giat. Lagipula, tempe dan tahu juga bergizi, Nak dan uang kita hany cukup untuk beli itu."
Pengunaan citraan penglihatan dalam nasakah drama "Azab Anak Durhaka" karya Nurmala Irsyad melukiskan karakter tokoh dan suasana. Karakter amel sangat sombong, suka melawan dan tidak menghormati orang tua, cerewet, serta tidak bersyukur. Suasana dalam dalam dialog diatas menggambarkan kemarahan dan menyedihkan. Amel marah kepada ibunya karena selalu makan masak yang sama setiap hari. Amel tidak bersyukur dengan apa yang disajikan ibunya. Hal ini tentu membuat ibunya merasa sedih. Meskipun sang ibu merasa sedih, dia tetap sabar menghadapi sikap ambil yang begitu sombong dan tidak bersyukur serta tidak menghormatinya sebagai orang tuanya. Selain citraan penglihatan pada naskah drama "Azab Anak Durhaka" juga menggunakan citraan gerak dan citraan pendengaran. Citraan gerak ini dapat dilihat pada;
NARATOR
Hari semakin sore dan langit semakin menghitam. Angin berlomba berlari-lari ke sana kemari. Kilat nampak  seperti sedang pemotretan. Mendadak Amel gelisah dengan keadaan itu. Angin lantas bermain-main di sekitarnya.
Pengunaan citraan gerak pada naskah drama " Azab Anak Durhaka" karya Nurmala Irsyad ini sangat jelas, bisa dilihat pada kalimat "kilat nampak seperti pemoteran dan angin lantas bermain-main di sekitarnya" dengan mengunakan majas personifikasi untuk melukiskan atau menggambar situasi saat itu sehingga membangikitkan imajinasi pembaca. Â Perlu dipahami sebelumnya bahwa, citraan gerak menggambarkan sesuatu yang sesungguhnya tidak bergerak, tetapi dilukisakan sebagai dapat bergerak. Citraan pendengaran dalam naskah "Azab Anak Durhaka" Karya Nurmala Irsyad dapat dilihat pada dialog berikut;
AMEL Â Â Â Â Â Â : "Ada apa ini? Tidak! Tidak! Pergi! AAAARRGGHHHH!" (Suara petir besar terdengar dan menyerang wajah Amel)
Hal Ini adalah akibat untuknya yang tidak menghormati orang tua dan kasar kepada teman-temannya. Azab ALLAH menyelesaikan hidupnya.
Citraan pendengaran dalam naskah drama "Azab Anak Durhaka" karya Nurmala Irsyad ingin menyampaikan sebuah nasihat yang menyatakan bahwa sikap menghormati orang tua sangat penting dan tidak mengunakan kata kasar saat berbicara baik kepada orang tua mau pun teman. Apabila tidak menghormati orang tua maupun sesama manusia akan mendapatkan azab atau karma. Nurmala Irsyad ini menyampaikan gagasan melalu citraan pendengaran bahwa jadilah pribadi yang tidak sombong, bersyukur dengan apa yang ada, menghormati orang tua dan sesama manusia dengan begitu akan dijauhi oleh hal-hal yang buruk. Adanya citraan pendengaran ini untuk membuat pembaca seola-olah dapat mendengarkan apa yang terjadi dalam karya sastra yang dibaca.
Dengan adanya pengunaan citraan dalam naskah drama "Azab Anak Durhaka" karya Nurmala Irsyad memperlihat adanya nilai yang terkandung sehingga dapat tersampaikan kepada pembaca. Naskah drama ini bercerita tentang seorang anak durhaka yang tidak menghormati orang tua dan teman-temanya. Karena sikap yang sombong, tidak bersyukur, dan tidak meghormati orang orang tua akhirnya dia mendapat azab atau karma dari perbuatannya sendiri.Â
Adanya naskah drama ini memberikan nasihat kepada pembaca bahwa hormatilah orang tua dan sesama manusia agar tidak terjadi hal-hal buruk. Oleh karena itu, adanya pengunaan citraan dalam naskah drama "Azab Anak Durhaka" karya Nurmala Irsyad dapat membangkitkan emosional, imajinasi, dan intelektual sehingga makna atau nilai yang terkandung dalam naskah drama tersebut tersampaikan kepada pembaca.
Daftar PustakaÂ
Hidayahtulloh, P., & Saksono, L. (2017). Struktur dan Tekstur Drama Kabaleund Liebe Karya Friedrich Schiller. Identitaet, VI(2), 1--5. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/identitaet/article/view/19230/17560
Lafamane, F. (2020). Kajian Stilistika (Komponen Kajian Stilistika). OSP Preprints, 43.
Rahmanto. (2014). Drama. In: Konsep Dasar Drama. Universitas Terbuka. 1--48.
Syamsuddin, R., & Sari, N. I. (2021). Buku seni drama. April. https://www.researchgate.net/publication/350955773
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H