....
Artinya: "Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya".
Perbuatan tolong menolong dalam kebaikan ini sudah sepatutnya dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagaimana manusia adalah mahkluk sosial. Mereka tidak bisa hidup tanpa orang lain, maka manusia harus hidup sosial dan tidak mementingkan pribadi masing-masing. Rasulullah Saw mendidik umatnya agar memiliki sifat sosialis yang tinggi.
Pendidikan sosial yang dimaksud dalam poin ini adalah proses pembinaan dan pembelajaran kesadaran sosial, sikap sosial, dan keterampilan sosial agar anak hidup dengan baik serta wajar ditengah-tengah lingkungan dimana hidup/tinggal. Pendidikan sosial yang diajarkan Nabi yang secara umum mewakili pendidikan sosial adalah saling tolong menolong.
Dalam kehidupan ini, konsep tolong menolong sangat luas cakupannya. Orang berilmu membantu atau meolong orang lain dengan ilmunya. Orang kaya membantu dengan kekayaannya. Dan hendaknya kaum Muslimin menjadi satu tangan dalam membantu orang yang membutuhkan. Jadi, seorang Mukmin setelah mengerjakan suatu amal shalih, berkewajiban membantu orang lain dengan ucapan atau tindakan yang memacu semangat orang lain untuk beramal.
Kata al-birru dalam ayat ini bermakna kebaikan. Kebaikan dalam hal ini adalah kebaikan yang menyeluruh, mencakup segala macam dan ragamnya yang telah dipaparkan oleh syariat. Ulama mengatakan bahwa penggabungan kata al-birr dan at-taqwa dalam ayat ini mengandung pengertian yang berbeda satu sama lain. Dalam konteks ini, al-birr bermaka semua hal yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik berupa ucapan dan perbuatan, lahir dan batin. Sementara at-taqwa lebih mengarah kepada tindakan menjauhi segala yang diharamkan.Â
Dalam tafsir dijelaskan, bahwa Allah memerintahkan kepada hamba-hambaNya yang beriman untuk saling menolong dalam berbuat kebaikan yaitu kebajikan dan meninggalkan hal-hal yang mungkar, hal ini dinamakan ketakwaan. Allah melarang mereka bantu membantu dalam kebatilan serta tolong menolong dalam perbuatan dosa dan hal-hal yang diharamkan. Adapun hikmah dari tolong menolong (Ta'awun) antara lain yaitu, Menciptakan hidup yang tentram dan harmonis dan juga menumbuhkan rasa gotong-royong antar sesama.
Dalam konteks pendidikan, ayat di atas dapat dipahami dalam arti yang luas. Contoh kecil adalah tolong menolong lingkungan sekolah. Kepala sekolah mengingatkan kepada guru untuk selalu mengajar dengan baik, penuh keihklasan, dan komitmen untuk mencerdaskan penerus bangsa, datang tepat waktu, dan mengabdikan dirinya sepenuh hati. Seorang guru mengingatkan muridnya untuk selalu belajar yang rajin, menolongnya untuk dapat memahami ilmu yang dipelajari, membantunya agar terlepas dari kebodohan. Begitu juga sebaliknya, seorang murid saling mengingatkan antara sesama temanya, jika ada yang bermusuhan diajak.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H