"Pak'eeeeee, welahhh, pie to iki jan ...." teriaknya untuk kedua kali.
Aku berlari cepat ke depan dengan kunci motor dan jaket yang belum sempat kupakai. Aku belum berhasil menata hati dan mengolah semua yang ada di hati ini. Tak banyak yang bisa kuharap, selain Roh Kudus turun di hatiku. Ahh tak harus turun penuh, keserempet Roh Kudus pun juga sudah lebih baik mengingat kesalahan banyak ada padaku.Â
Kubonceng istriku beserta Genduk. Di sepanjang jalan yanhg berbatu aku terus berharap. Roh Kudus, srempetlah aku! Berikan aku kekuatan dan keimanan untuk menyelesaikan semua akibat ulahku ini. Ngapuro'o aku!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H