Masa SMA saya belajar tentang wordpress yang jauh lebih menarik dengan template-templatenya yang cantik, saya juga aktif menulis diwordpress saya, veronicakudosite.wordpress.com. Hingga saya memtuskan untuk membuat blog sendiri veronicakudo.com yang kemudian juga semakin pasif dan saya tidak teruskan pembelian hosting dan domainnya.
Semenjak masa kuliah, saya semakin jarang menulis (untuk diri saya sendiri). Saya masih menulis untuk tugas kuliah, saya juga tergabung dalam pers kampus. Namun saya berhenti menulis untuk diri saya.
Masa perkuliahan
Semester 3 menjadi puncak kesemerawutan hidup saya. Terlalu banyak aktivitas, tidak diimbangi dengan kesehatan dan makan cukup. Saya jatuh dakit selama 1 minggu, menderita penyakit asam lambung untuk pertama kalinya.
Singkat cerita, sampai akhir perkuliahan kesehatan pikiran saya tidak pernah stabil. Kondisi mental seperti itu membuat saya banyak menangis, seolah selalu kelelahan dengan segala yang saya jalani - padahal juga saya mampu.Â
Hingga akhirnya saya mencoba untuk mulai menulis lebih rutin awal Januari ini. Setelah saya jauh dari menulis untuk diri saya sendiri selama bertahun-tahun. Saya mulai dengan menceritakan pengalaman harian, hal-hal yang ingin saya lakukan, juga hal-hal yang saya syukuri. Banyak kali memang masih 'bolong-bolong'.
Kalau saya bikin alasan - jelas menyalahkan rutinitas saat ini yang sudah tidak lagi ke sekolah dan main saja. Banyak tuntutan dan aktivitas lain, namun saya coba untuk terus konsisten. Dalam 6 bulan ini masih saya akui masih on-off, tapi saya sadar betul pengaruhnya bagi diri saya.Â
Saya jadi lebih tidak mudah gelisah
Ketika menulis, saya jadi ingat hal-hal yang saya lalui. Pencapaian-pencapaian apa yang telah saya buat sebelumnya. Seperti album begitulah. Saya jadi lebih mudah mengingat. Saya jadi bisa juga mengukur seberapa jauh perkembangan yang saya buat.
Saya jadi ingat, saya pernah melalui masalah yang lebih berat. Banyak sekali pemahaman lebih akan peristiwa-peristiwa yang saya alami ketika saya menuliskannya.Â
Selain itu, saya memang cenderung pelupa jadi memang banyak hal saya catat untuk mendukung rutinitas saya. Semoga kawan-kawan juga bisa terbantu dengan kisah saya kali ini. Saya yakin tiap orang punya cara berbeda-beda sebagai sarana meluapkan emosi dan pemikiran.