Mohon tunggu...
Veronica Lusiana
Veronica Lusiana Mohon Tunggu... Guru - Stay Alive!

Introvert, dan Extrovert jika menemukan yg sefrekuensi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Suami Patriarki: Antara Tradisi dan Transformasi

29 Oktober 2024   18:19 Diperbarui: 29 Oktober 2024   18:26 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konsep suami sebagai kepala keluarga yang memegang kendali penuh atas rumah tangga telah mengakar kuat dalam banyak budaya selama berabad-abad. Patriarki, sistem sosial yang menempatkan laki-laki pada posisi dominan, telah membentuk tatanan keluarga dan masyarakat secara signifikan. Namun, seiring berjalannya waktu dan perubahan sosial yang begitu cepat, relevansi konsep suami patriarki terus dipertanyakan. Akar patriarki dapat ditelusuri hingga ke zaman prasejarah, di mana laki-laki seringkali berperan sebagai pemburu dan pelindung keluarga, sementara perempuan bertugas mengurus rumah tangga. Pembagian peran ini kemudian mengkristal menjadi norma sosial yang dianggap alami dan tak terbantahkan. Agama dan filsafat juga turut memperkuat pandangan bahwa laki-laki memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada perempuan. Meskipun zaman telah berubah, namun sisa-sisa patriarki masih dapat ditemukan dalam banyak rumah tangga modern, Beberapa manifestasinya antara lain:

  • Pengambilan keputusan sepihak: Suami seringkali menjadi satu-satunya yang berhak mengambil keputusan penting dalam keluarga, tanpa melibatkan istri.
  • Pembagian tugas yang tidak adil: Istri masih seringkali memikul beban pekerjaan rumah tangga yang lebih besar dibandingkan suami.
  • Kekerasan dalam rumah tangga: Kekerasan fisik, emosional, atau seksual terhadap istri seringkali dibenarkan dengan alasan patriarki.
  • Pengendalian keuangan: Suami mengontrol seluruh keuangan keluarga tanpa melibatkan istri.
  • Pembatasan kebebasan: Istri dibatasi dalam mengejar karier atau pendidikan.

Pola asuh patriarki memiliki dampak yang sangat merugikan bagi seluruh anggota keluarga, terutama perempuan dan anak-anak. Beberapa dampak negatifnya antara lain:

  • Ketidaksetaraan gender: Perempuan merasa tidak dihargai dan tidak memiliki suara dalam keluarga.
  • Stres dan depresi: Perempuan yang hidup dalam lingkungan patriarki seringkali mengalami stres dan depresi.
  • Kekerasan dalam rumah tangga: Siklus kekerasan dapat berlanjut dari generasi ke generasi.
  • Hambatan perkembangan anak: Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan patriarki cenderung memiliki pandangan yang sempit tentang gender dan peran gender.

Untuk mengatasi masalah patriarki dalam rumah tangga, diperlukan upaya dari berbagai pihak, antara lain:

  • Edukasi: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesetaraan gender melalui pendidikan formal dan non-formal.
  • Perubahan kebijakan: Pemerintah perlu membuat kebijakan yang mendukung kesetaraan gender, seperti cuti melahirkan yang lebih panjang dan fasilitas penitipan anak yang terjangkau.
  • Peran media: Media massa dapat berperan dalam mengubah persepsi masyarakat tentang peran gender.
  • Konseling dan terapi: Bantuan profesional dapat membantu individu dan keluarga mengatasi masalah yang terkait dengan patriarki.
  • Pemberdayaan perempuan: Memberikan perempuan kesempatan untuk mengembangkan diri dan mencapai potensi penuhnya.

Perubahan menuju kesetaraan gender tidaklah mudah. Masih banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti resistensi terhadap perubahan, norma sosial yang kuat, dan perbedaan generasi. Namun, dengan semangat yang sama dan kerja sama yang kuat, perubahan menuju keluarga yang lebih setara dan bahagia dapat dicapai. Konsep suami patriarki telah mengakar kuat dalam masyarakat, namun bukan berarti tidak dapat diubah. Dengan kesadaran yang tinggi dan upaya bersama, kita dapat membangun keluarga yang lebih sehat, bahagia, dan setara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun